Prof. Dr. dr. Rini Sekartini, SP. A (K). (Riana/HerStory)
“Otak berubah dengan cepat selama periode anak. Kondisi antara serabut saraf otak menjadi lebih kuat saat tidur. Dan saat ini, prevalensi gangguan tidur anak cukup banyak, yakni 10-40%, dan dalam beberapa tahun terakhir jumlah anak dan remaja sehat yang tidurnya tidak adekuat semakin meningkat. Nah, salah satu faktor yang berkontribusi terhadap peningkatan prevalensi ini adalah semakin berkurangnya perilaku tidur yang positif atau buruknya sleep hygiene,” beber Prof. Rini.
Adapun, sleep hygiene atau kebersihan tidur adalah teknik yang melatih perilaku dan lingkungan yang berfungsi untuk meningkatkan kualitas tidur yang lebih baik. Dikatakan Prof. Rini, pola tidur sehat ini dapat membuat kebiasaan tidur yang lebih baik dan lebih disiplin juga konsisten untuk menjalaninya. Hal tersebut juga dapat membantu untuk memperbaiki jam tidur yang berantakan dan mengatasi gangguan tidur.
"Jika si kecil kesulitan tidur, buatlah suasana lingkungan kamar yang kondusif. Lakukan juga sleep hygiene setiap hari, yakni membersihkan tubuh si kecil, melakukan pijatan lembut, dan suasana yang tenang menjelang tidur. Atau orang tua juga bisa memberikan rutinitas yang sama kepada si kecil sebelum mereka tidur. Misalkan meredupkan lampu kamar, agar si kecil mengetahui perbedaan siang dan malam. Lama-lama si kecil akan paham kapan waktunya dia tidur. Dan ini harus diajarkan saat bayi menginjak usia 3 bulan,” saran Prof. Rini.
Lebih lanjut, Prof. Rini memaparkan bahwa banyak faktor yang menyebabkan bayi atau anak sulit tidur hingga akhirnya jam tidurnya kurang. Salah satunya adalah masalah kesehatan atau penyakit yang diderita.
“Yang pertama harus dilihat, apakah ada masalah kesehatan atau penyakit yang diderita si kecil. Beberapa penyakit yang dapat dialami anak seperti alergi seperti bersin-bersin atau gatal, sehingga saat tidur, anak akan terbangun. Lalu bayi yang sering pilek atau batuk-batuk saat malam hari dapat mengganggu tidurnya. Atau apakah si anak memiliki gangguan percernaan. Kalau malam itu akan terasa. Jadi pastikan dulu anak tidak sakit, kalau sakit tentunya harus ditangani dulu penyakitnya,” paparnya.
Selain karena sakit, menurut dokter yang praktik di RSIA Bunda Jakarta ini, bisa jadi faktor bayi sulit tidur karena suhu kamar yang panas atau bahkan terlalu dingin. Selain itu, bisa juga karena kondisi kamar yang terlalu bising atau ribut saat anak tidur. Hal tersebut dapat menyebabkan gangguan tidur, termasuk adanya media elektronik seperti TV di kamar.
“Peringatan buat orang tua, sebaiknya gak meletakkan TV di kamar. Jauhkan segala aktivitas menonton atau screentime sebelum tidur. Mendengarkan musik boleh, asal gak melihat tontonan visual. Dan ingta, harusnya bedtime itu, baik weekday atau weekend itu sama, harus jam 8 malam. Atau paling telat jam 9 malam,” imbuh Prof. Rini.
Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.
Share Artikel: