Menu

Anak Mendengkur saat Tidur, Apakah Pertanda Buruk?

17 Maret 2021 09:30 WIB

Ilustrasi anak tidur. (Unsplash/Tuva Mathilde Løland)

HerStory, Jakarta —

Tidur sangat penting untuk perkembangan masa kanak-kanak. Namun, ada kondisi di mana anak-anak mendengkur saat tidur. Tak heran kondisi ini pun membuat banyak orang tua khawatir jika mendengar anaknya mendengkur.

Meskipun mendengkur paling sering terjadi pada orang dewasa, ternyata itu juga bisa terjadi pada anak-anak lho. Hal ini dapat disebabkan oleh banyak hal, beberapa di antaranya bisa cepat diatasi, namun tak jarang juga kondisi anak tidur mendengkur ini bertahan lama.

Mendengkur terjadi ketika udara tidak dapat mengalir dengan bebas melalui saluran udara di bagian belakang tenggorokan. Saat seseorang menghirup atau menghembuskan napas, jaringan di sekitar jalan napas akan bergetar6, menciptakan suara yang dapat didengar.

Mendengkur pada anak-anak seringkali tak menjadi perhatian, terutama jika itu hanya terjadi sesekali. Tetapi jika anak tidur mendengkur secara sering atau parah, itu mungkin menandakan masalah gangguan pernapasan.

Mengetahui lebih banyak tentang jenis, penyebab, konsekuensi, dan perawatan mendengkur pada anak-anak membuat orang tua lebih memperhatikan kesehatan si kecil. Selain itu, tentunya bisa membantu anak-anak memiliki tidur yang lebih baik dan lebih restoratif.

Apakah Semua Anak Mendengkur?

Tak semua dengkuran pada anak itu sama. Frekuensi, tingkat keparahan, dan dampak mendengkur pada anak dapat sangat bervariasi. Hampir semua orang, dewasa atau anak-anak, terkadang mengalami periode tidur mendengkur. Mendengkur menjadi lebih sering dan mengganggu tidur dapat mengindikasikan adanya gangguan pernapasan saat tidur. Gangguan pernapasan saat tidur berkisar dalam tingkat keseriusan.

Seberapa Umum Mendengkur pada Anak?

Mendengkur kecil dan sesekali diyakini terjadi pada hingga 27 persen anak. Jenis dengkuran ringan dan sementara ini biasanya tak menimbulkan masalah kesehatan. Mendengkur primer tanpa gejala lain diperkirakan mempengaruhi antara 10 dan 12 persen anak-anak.

Artikel Pilihan