Ilustrasi pasangan tengah bertengkar. (Pinterest/Freepik)
Perselingkuhan merupakan hal yang tak jarang terjadi dalam suatu hubungan. Hal ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor.
Salah satu faktor penyebabnya pun bisa berangkat dari psikologi seseorang.
Kira-kira apa saja ya faktor psikologi suami memilih untuk selingkuh? Yu, simak penjelasan berikut, dilansir dari berbagai sumber, Rabu (27/10/2021).
Nafsu seksual seringnya berumur pendek, dan gairah bisa merosot turun cukup cepat saat gairah perlahan mati atau masalah emosional kembali muncul ke permukaan.
Hal ini juga dapat memudar jika kedua pasangan dalam hubungan perselingkuhan tidak menemukan banyak kesamaan lain di luar seks.
Mencari keintiman emosional bisa sama menariknya dengan mencari keintiman fisik sebagai alasan untuk memiliki perselingkuhan.
Sebagian besar orang yang berselingkuh atas alasan ini melaporkan mereka merasa kurang terpenuhi kebutuhan emosionalnya dari pasangan menikah mereka.
Jenis perselingkuhan ini biasanya tidak melibatkan seks dan cenderung memilih untuk tetap dalam hubungan platonis.
Saling menghargai adalah faktor kunci dalam aspek emosional dalam suatu hubungan romantis. Sepasang kekasih bisa saja bertumbuh semakin terpisah secara emosional dan gagal untuk mengakui kebutuhan yang mereka miliki dalam hubungan tersebut.
Hal ini yang membuat mereka merasa tidak dihargai dan berharap bahwa pasangan mereka bisa mengakui ketika mereka bekerja keras untuk mempertahankan pernikahan tersebut.
Keintiman emosional dan fisik tampaknya menjadi faktor utama yang mengarah pada perselingkuhan.
Jika kamu mulai merasakan tidak adanya keintiman pada pasangan, bisa jadi ini yang mempengaruhi perselingkuhan.
Kadang keinginan untuk menyakiti pasangan yang berselingkuh tampaknya mengalahkan hasrat pemenuhan keintiman fisik dan batin semata.
Hal ini membuat pasangan kamu mungkin ingin membalas dendam atas apa yang kamu perbuat.