Menu

Jangan Khawatir Moms Jika Anak Sering Ngobrol Sendiri, Itu Bukan Kelainan! Tapi...

10 November 2021 18:55 WIB

Si kecil yang sedang memanjat. (Unsplah/Alexander Dummer)

HerStory, Jakarta —

Usia balita adalah masa anak mengeksplorasi kreativitasnya. Ayah dan Bunda jangan heran kalau sering memergoki Si Kecil bicara sendiri. Sebenarnya, bukan mengobrol sendiri. Lebih tepatnya, bercakap-cakap dengan teman khayalannya yang nggak kelihatan oleh siapapun, termasuk dia sendiri.

Ayah dan Bunda jangan takut, karena anak yang suka berbicara sendiri biasanya bukan suatu kelainan atau gangguan tumbuh kembang.

Dilansir dari laman Psychology Today, menurut beberapa studi bahwa anak-anak usia sekitar tiga hingga delapan tahun punya teman khayalan. Teman khayalan mereka bisa berupa objek yang terlihat, seperti boneka kesayangan, robot hingga yang gak terlihat.

Bahkan, ada anak yang hanya punya satu teman khayalan, ada juga yang punya lebih dari satu.

Menurut Psikolog sekaligus Profesor Ilmu Psikologi dari Wellesley College, Tracy Gleeson, bahwa relasi antara anak-anak dengan teman-teman mereka baik yang sungguhan maupun khayalan, erat kaitannya dengan cara pandang mereka terhadap relasi antar manusia yang mereka alami.

Tracy menambahkan, teman khayalan Si Kecil merupakan representasi pemikiran anak mengenai relasi dengan orang lain di sekitar mereka. Apalagi, anak-anak yang masih berusia balita dan baru masuk sekolah PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini), baru pertama kali belajar berteman dan menjadi teman bagi anak-anak lain.

Oleh sebab itu, anak-anak usia balita membutuhkan waktu lama untuk membedakan antara teman mereka dengan kakak-adik sendiri di rumah dan teman-teman di sekolah.

Sementara itu, dilansir dari laman the Asianparent Malaysia, Psikolog Adam Winsler juga menambahkan bahwa ketika anak-anak suka berbicara sendirian, Ayah dan Bunda gak perlu khawatir.

Hal ini akan dilewati oleh anak-anak pada usia dua hingga lima tahun, dan secara bertahap perilaku ini pun akan hilang dengan sendirinya. Meski begitu, bukan berarti Ayah dan Bunda mendiamkannya terus menerus, terlebih ketika meliahat kondisi anak yang tidak mau berinteraksi dengan orang lain.

Jika itu terjadi, tentu saja Ayah dan Bunda perlu mendorong anak untuk berinteraksi dengan orang lain, sehingga keterampilan bersosialisasinya makin terasah.

Lalu, bila anak masih juga merasa gak tahu bedakan antara teman khayalan dengan sungguhan, barulah Ayah dan Bunda boleh cemas dan mintalah bantuan psikolog anak untuk mengatasi masalah ini.

Tenang, anak yang suka berbicara sendiri dan punya teman khayalan, belum tentu selalu punya gangguan psikologis.

Lihat Sumber Artikel di Akurat

Disclaimer: Artikel ini merupakan kerja sama HerStory dengan Akurat. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi artikel yang tayang di website ini menjadi tanggung jawab HerStory.

Share Artikel:

Oleh: Cherryn Lagustya