Menu

Mudah Dicegah dan Diobati, Lantas Kenapa Kanker Serviks Peringkat Kedua Membunuh Wanita?

26 November 2021 19:55 WIB

Ilustrasi seorang dokter sedang menjelaskan mengenai kanker serviks. (Pinterest/Freepik)

HerStory, Sukabumi —

Kanker serviks tentunya menjadi momok yang sangat menakutkan bagi wanita. Kendati begitu rupanya kanker serviks justru paling mudah dicegah dan diobati. 

Selain kanker payudara, kanker serviks rupanya menempati posisi kedua sebagai penyebab kematian pada wanita akibat kanker di Indonesia. 

Pasalnya bukan cuma membuat peluang memiliki keturunan menjadi sangat rendah, kanker serviks yang tak segera ditangani tentunya bisa menyebar ke organ lain dan mengancam nyawa.

Lantas jika mudah dicegah dan diobati kenapa bisa begitu mematikan?

Dr. Muhammad Yusuf, Sp. OG (K)Onk, Pusat Kanker Nasional RS Kanker Dharmais Jakarta menuturkan, pasien kanker serviks baru memeriksakan kesehatannya setelah diketahui sudah berada di stadium lanjut yang artinya angka harapan hidup menjadi menurun. 

Pemicunya karena pasien merasa malu atau bahkan merasa tak memiliki keluhan sehingga dianggap merepotkan untuk memeriksakan diri ke dokter.

Apalagi karena merasa dirinya sehat tanpa adanya keluhan membuat rasa malas untuk ke dokter semakin meningkat.

"Kanker serviks pada stadium awal atau pada fase dia sebelum menjadi kanker, tidak mengakibatkan atau tidak menimbulkan keluhan apapun. Sehingga semua perempuan merasa sehat, padahal sudah terjadi proses menuju kanker,"jelas dr. Yusuf melalui acara Webinar Sering Pendarahan Saat Hamil? Jangan-Jangan Kanker Serviks pada Jumat, (26/11/2021) 

Selain faktor individunya, faktor lain yang membuat diagnosis kanker serviks terbilang lambat dikarenakan kanker serviks tak menjadi bagian dari penyakit prioritas nasional untuk mendapatkan pencegahan. 

Gejala awal yang muncul dari kanker serviks seperti perdarahan saat berhubungan seksual, keputihan yang berbau menyengat dan nyeri pada bagian bawah perut. 

Kanker serviks sejatinya disebabkan oleh human papillomavirus (HPV) dikarenakan aktivitas seksual secara bebas

Maka dari itu dr. Yusuf pun menegaskan pencegahan yang dapat dilakukan adalah dengan menghindari HPV. Selain menghindari seks bebas, cara pencegahan lainnya adalah dengan vaksin HPV dan rutin pemeriksaan pap smear setahun sekali mulai usia 25 tahun. 

Vaksin HPV bisa dilakukan sejak usia 9 tahun dengan dosis maksimal dua kali. Sedangkan jika belum pernah melakukan vaksin HPV sebelumnya maksimal tiga dosis. 

Sebab vaksin HPV bisa dilakukan sampai usia 45 tahun. 

Artikel Pilihan