Ilustrasi dokter yang sedang melakuka operasi. (Pinterest/Parents.com)
Bagi para ibu yang hendak melahirkan tentu sudah gak asing dengan persalinan caesar. Kendati demikian, banyak calon ibu yang berharap bisa melakukan persalinan normal.
Operasi caesar (C-section) merupakan prosedur pembedahan yang digunakan untuk melahirkan bayi melalui sayatan di perut dan rahim.
Meskipun persalinan caesar umum terjadi dan umumnya aman, metode ini memiliki risiko lebih besar daripada persalinan normal seperti kehilangan darah, kerusakan organ, reaksi alergi dan gumpalan darah.
Namun, di satu sisi operasi caesar lebih aman untuk Anda atau bayi Anda daripada persalinan normal pada kondisi tertentu. Operasi caesar mungkin sudah dijadwalkan oleh dokter sebelum tanggal Hari Perkiraan Lahir (HPL) atau karena keadaan darurat saat persalinan.
Dirangkum dari Mayo Clinic, dokter biasanya akan merekomendasikan operasi caesar karena beberapa kondisi, antara lain:
Persalinan yang macet adalah salah satu alasan paling umum untuk operasi caesar. Persalinan yang terhenti mungkin terjadi jika serviks Anda tidak cukup terbuka meskipun kontraksi kuat selama beberapa jam.
Jika dokter khawatir tentang perubahan detak jantung bayi Anda, operasi caesar mungkin merupakan pilihan terbaik.
Operasi caesar mungkin merupakan cara teraman untuk melahirkan bayi jika kaki atau pantatnya masuk ke jalan lahir terlebih dahulu (sungsang) atau bayi diposisikan menyamping atau bahu terlebih dahulu (melintang).
Operasi caesar mungkin diperlukan jika Anda mengandung anak kembar, kembar tiga, atau lebih.
Jika plasenta menutupi pembukaan serviks (plasenta previa), operasi caesar direkomendasikan untuk melahirkan.
Ketika tali pusat tergelincir melalui leher rahim sebelum bayi lahir, itu disebut prolaps tali pusat. Ini dapat mengurangi aliran darah ke bayi, sehingga membahayakan kesehatan bayi.
Operasi caesar mungkin direkomendasikan jika Anda memiliki masalah kesehatan yang parah, seperti kondisi jantung atau otak. Operasi caesar juga dianjurkan jika Anda memiliki infeksi herpes genital aktif pada saat persalinan.
Bergantung pada jenis sayatan rahim dan faktor lainnya, seringkali dokter menyarankan persalinan pervaginam jika pernah operasi caesar. Namun, dalam beberapa kasus, dokter mungkin merekomendasikan operasi caesar berulang.
Anda mungkin memerlukan operasi caesar jika Anda memiliki fibroid besar yang menghalangi jalan lahir, patah tulang panggul yang parah, atau bayi Anda memiliki kondisi yang dapat menyebabkan kepala menjadi sangat besar (hidrosefalus parah).
Lihat Sumber Artikel di Himedik.com
Disclaimer: Artikel ini merupakan kerja sama HerStory dengan Himedik.com. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi artikel yang tayang di website ini menjadi tanggung jawab HerStory.