Menu

Marak Kejahatan Seksual pada Anak, Berikut Tips yang Harus Dilakukan Orang Tua Agar Anak Jauh dari Predator Seksual

14 Desember 2021 18:50 WIB

Ilustrasi korban kekerasan seksual.

HerStory, Bekasi —

Belakangan ini sedang marak kasus kekerasan seksual yang terjadi di salah satu pesantren di Kota Bandung. Berkaca dari kejadian tersebut, penting bagi orang tua untuk berbicara dan mengajarkan kepada anak tentang keselamatan pribadi.

Moms wajib mengajari mereka cara menghindari kemungkinan bahaya dan apa yang harus dilakukan jika mereka berada dalam situasi yang berpotensi mengancam. Berikut beberapa tips untuk melindungi anak dari predator seksual, dilansir dari berbagai sumber.

Ajarkan anak untuk berani berkata "enggak"

Predator seksual sangat pandai mencari anak-anak yang cenderung takut, mudah terancam, dipaksa atau enggan menentang orang dewasa. Jadi, beri tahu anak untuk memercayai naluri mereka jika gak merasa nyaman atau takut berada di dekat seseorang.

Ajarkan mereka untuk gak ragu mengatakan "enggak" dengan tegas, atau bahkan suara yang keras. Selain itu, pastikan pula anak selalu memberitahu Bunda bila ada orang yang meminta mereka untuk merahasiakan sesuatu atau pergi ke suatu tempat sendirian. 

Beritahu anak apa yang harus dilakukan

Jangan berasumsi anak akan tahu apa yang harus dilakukan. Banyak orang tua menganggap anak sudah cukup tahu apa yang harus dilakukan kala bertemu dengan orang asing. Padahal, anak-anak cenderung akan terbujuk oleh rayuan apapun meski berasal dari orang asing. 

Advokat keselamatan anak Ken Wooden pernah melakukan eksperimen (dengan izin orang tua) di mana dia dan timnya berhasil memikat setiap anak yang berpartisipasi untuk keluar dari taman bermain hanya dalam waktu rata-rata 35 detik.

Sebelum percobaan, orang tua bersikeras bahwa anak mereka gak akan berbicara dengan orang asing atau meninggalkan taman dengan seseorang yang gak mereka kenal, padahal yang terjadi adalah sebaliknya. Oleh sebab itu, pastikan anak tahu apa yang harus dia lakukan saat berada dalam bahaya, merasa gak nyaman, dan masih banyak lagi. 

Tegaskan hal-hal yang gak pernah boleh dilakukan

Beri tahu anak untuk gak pernah naik mobil atau pergi ke suatu tempat tanpa orang tua atau pengasuh. Tekankan kepada anak bahwa jika seseorang yang mereka kenal (bukan orang yang dipercaya) atau bahkan belum pernah temui sebelumnya mencoba meyakinkan atau memaksa untuk pergi ke suatu tempat, maka mereka harus berteriak sekeras mungkin, "Tolong! Ini bukan ayahku!" atau "Tolong! Ini bukan ibuku!"

Beri tahu bahwa mereka juga harus lari, dan jika ditangkap, jangan ragu untuk meninju, memukul, dan menendang sekuat mungkin.

Ajari anak tentang batas

Beri tahu anak bahwa gak seorang pun boleh menyentuh tubuhnya sembarangan, apalagi area privatnya.  Baik di ruang publik atau di rumah, tekankan kepada anak bahwa gak ada seorang pun yang boleh terlalu dekat dengan mereka tanpa kehadiran pengasuh atau salah satu orang tua.

Tunjuk orang dewasa yang terpercaya

Buat daftar pendek orang dewasa yang "aman dan terpercaya"—seperti paman, babysitter, kakek nenek, atau tetangga—yang diizinkan menjemput anak dari sekolah atau merawatnya saat Bunda atau ayah sedang sibuk. 

 Beri tahu anak untuk tidak pernah pergi dengan orang lain kecuali Bunda telah setuju sebelumnya. Selalu pastikan anak tahu persis siapa yang akan merawat dan menjaga mereka saat Bunda atau Ayah tidak ada. 

Jangan Fokus pada orang asing

Untuk anak-anak, terutama yang lebih kecil, konsep tentang siapa sebenarnya "orang asing" bisa membingungkan. Mereka mungkin membayangkan seseorang yang tampak menakutkan, atau yang jahat. 

Alih-alih memberi tahu anak untuk tidak pernah berbicara dengan orang asing, yang mungkin, pada kenyataannya, menghalangi untuk mencari bantuan, ajari mereka untuk menemukan seorang wanita—lebih disukai yang memiliki anak—dan minta orang tersebut untuk menelepon polisi atau memanggil orang tua.

"Beri tahu anak untuk pergi ke petugas penjualan dengan label nama, petugas penegak hukum berseragam, atau seseorang di gerai informasi," kata Nancy McBride, Direktur Keamanan Nasional di Pusat Nasional untuk Anak Hilang dan Tereksploitasi (NCMEC).

Jangan abaikan orang terdekat

Ingatlah bahwa siapa pun bisa menjadi pelaku kekerasan, termasuk anggota keluarga, guru, pemimpin agama, terapis, dan masih banyak lagi. Sebagai orang tua dan orang dewasa lain yang peduli, kita perlu menghadapi kenyataan bahwa ada predator seksual yang akan menciptakan kesempatan untuk berduaan dengan anak.

Dan, sebagian besar predator seksual tampak seperti orang yang sangat baik dengan reputasi yang sangat baik dan benar-benar ingin membantu. Jadi, jangan hanya mempercayai orang hanya karena mereka adalah bagian dari organisasi, tempat ibadah, atau sekolah yang bereputasi baik.

Periksa setiap orang terutama jika dia akan sendirian dengan anak. Jangan berasumsi bahwa seseorang akan memberi tahu jika sesuatu yang buruk terjadi. Percayai intuisi Bunda jika sesuatu terasa tidak nyaman.

Hati-hati terhadap seseorang yang tampaknya memilih anak-anak tertentu untuk mendapatkan perhatian khusus dan hubungan pribadi, yang mencari kesempatan sosial dan rekreasi untuk menyendiri dengan anak-anak tanpa orang dewasa lain di sana.

Lihat Sumber Artikel di Akurat

Disclaimer: Artikel ini merupakan kerja sama HerStory dengan Akurat. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi artikel yang tayang di website ini menjadi tanggung jawab HerStory.