Menu

Moms, Intip Yuk Cara Menghadapi Siblings Rivalry Ala Dwi Handa Alias Mama Uwik!

27 Desember 2021 21:15 WIB

Kebersamaan Dwi Handa dengan Freya dan Ilayya. (Instagram/dwihandaanda)

HerStory, Sukabumi —

Moms mungkin sedang berada di masa anak mulai merasakan emosi kecemburuan pada saudaranya atau disebut juga siblings rivalry

Siblings rivalry merupakan bentuk persaingan antar saudara yang umumnya berusaha untuk mendapatkan perhatian dari kedua orang tuanya. Entah itu secara fisik (perkelahian) atau pun verbal (ejekan) karena merasa cemburu. 

Bahkan, menurut Kids Health, siblings rivalry bisa saja terjadi sebelum saudaranya lahir atau masih di dalam kandungan dan berlanjut sampai anak-anak tumbuh untuk mendapatkan segala hal mulai dari mainan sampai perhatian. 

Baru-baru ini salah satu influencer ternama Dwi Handayani Syah Putri atau yang akrab disapa Mama Uwik membagikan ceritanya mengenai siblings rivalry yang baru saja terjadi diantara kedua anaknya, Freya dan Ilayya.

Terpaut usia dua tahun membuat Freya yang iri dengan kehadiran sang adik Ilayya. Hal ini diungkapkan langsung oleh Mama Uwik melalui fitur tanya jawab di media sosial instagramnya. Pasalnya, sang Kakak Freya yang gak pernah memukul teman-temannya justru secara tiba-tiba suka memukul adiknya sampai di smackdown

Tak ayal kondisi ini sampai menguras airmata ibu dua anak ini karena merasa dilema untuk menanganinya. Disatu sisi ia merasa kasihan pada si bungsu tapi tak tega juga untuk memarahi si sulung. 

Satu bulan berlalu akhirnya Mama Uwik pun bisa menghadapi kondisi tersebut, seperti dikutip melalui unggahan di stories instagram-nya (27/12/2021) ia pun membagikan sederet tips menghadapi siblings rivalry diantaranya. 

Kasih Sayang

Pertama, Moms harus menerima diri terlebih dulu bahwa i am a good mom, i've tried my best this will be okay soon. Perasaan tersebut wajar dihadapi anak karena masih berada dalam masa memvalidasi emosinya. Semuanya akan terlewati dengan kasih sayang. 

Jangan Memarahi Anak

Pisahkan anak saat memukul dan jangan memarahi ataupun menyudutkannya. Sebab saat emosi, anak sulit mendengar perkataan orang tuanya. 

Bantu Anak Mengendalikan Emosinya

Reaksi yang diberikan orang tua dimulai dari memvalidasi perasaan anak yang dipukul, bertanya pada anak dan mencari kata untuk emosi yang ia rasakan, kemudian jika anak merespon dirinya sedang marah Moms bantu alihkan untuk meluapkan emosi marahnya tanpa menyakiti. 

"Kalau Freya bilang marah, br dilanjutkan dengan 'Freya mau marah dulu boleh. Tapi boleh mama bantu Freya marahnya ke yang lain? Kita keluar yuk pukul2 bantal atau lempar bola di tempat yg agak luas/tembok," tulisnya. 

Mengajarkan Gantle Hands

Belajar pegang mama, ayah, lalu adik dengan pelan dan berikan reward cukup dengan bilang 'terimakasih' atau tepuk tangan saat anak menyentuh lembut atau mencium saudaranya agar ia tahu bahwa perbuatan baik adalah perbuatan yang disenangi orang lain. 

Membacakan Cerita Setiap Malam

Anak-anak biasanya akan lebih mudah menerima informasi melalui cerita. Disini Moms boleh mengarang bebas menceritakan tentang tukang pukul atau kasar enggak disayang teman dan Tuhan. Moms bisa mengulangnya sebanyak 21 hari atau 3 minggu setiap malam. 

Quality Time

Dwi Handa juga selalu menyempatkan untuk meluangkan waktu berdua bersama si sulung Freya selama 1-3 jam untuk bermain. Seperti perlakuan hiperbolik, mencium, memeluk dan selalu bisikkan tentang rasa cinta kita. Agar sang anak tahu bahwa dia masih disayang tanpa dibeda-bedakan. 

"Sebisa mungkin sehari Freya dipeluk minimal 12 kali, a deep meaningful hug,"tambahnya. 

Hal lain yang perlu diingat adalah lakukan sesuatu yang jangan sampai membuat kalian enggak nyaman. Ingat ya Moms, yang nyaman menurut orang lain belum tentu nyaman bagi Moms. Sebab kenyamanan seorang ibu merupakan hal yang paling penting untuk bertumbuh bersama anak.