Menu

Berdamai dengan Luka, Nirasha Darusman Luncurkan Buku 'Lost and Found: Sebuah Perjalanan Mengarungi Duka'

28 Januari 2022 21:25 WIB

Nirasha Darusman penulis “Lost and Found” (Instagram/nirashadarusman)

HerStory, Medan —

Setiap orang memiliki cara tersendiri dalam menghadapi duka dan kesedihan dalam hidup. Bercermin dari pengalaman dan kepedihannya, Nirasha Darusman berhasil melahirkan sebuah karya tentang duka. 

Ia baru saja meluncurkan salah satu karya yang sudah ditulis sejak tiga tahun silam. Nirasha Darusman menuangkan perjalanan duka dalam hidup ke dalam sebuah buku berjudul “Lost and Found: Sebuah Perjalanan Mengarungi Duka”.

Memoar berbentuk buku ini bercerita tentang perjuangan dan perjalanan panjang wanita yang akrab disapa Nira ini. Ia mengabadikan cerita panjang usai kehilangan empat anggota keluarga dalam rentang waktu tujuh tahun lamanya.

“Buku ini lahir karena sepanjang perjalanan duka saya, kurang lebih 11 tahun, saya tidak berhasil menemukan buku berbahasa Indonesia yang membahas soal kematian dan berduka,” ungkap Nira dalam acara konferensi pers virtual yang diadakan pada Jumat (28/1/2021).

Buku “Lost and Found: Sebuah Perjalanan Mengarungi Duka” menjadi saksi kisah hidup Nira dalam menjalani kehidupan yang diisi oleh duka. Ia yakin hal itu merupakan perjalanan seumur hidup yang harus diselaminya.

“Buku ini menyajikan pendekatan dan sudut pandang lain dari sebuah proses kehilangan dan berduka untuk kemudian dapat saling belajar dan membagikannya kepada sesama. Saya ingin, buku memoar ini dapat membantu teman-teman yang sedang berduka, yang baru saja merasakan pedihnya kehilangan,” ungkapnya.

Nira menuangkan perjalanan dukanya dalam 200 halaman sebuah buku. Di dalamnya terdapat empat bab yang terdiri dari Lost, Grief, Found, dan Legacy.

Tak hanya menceritakan soal duka yang dirasakannya, Nira juga mengungkap soal mekanisme koping atau cara seseorang dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah. Nira menceritakan bagaimana cara dalam menghadapi stres dan keluar dari trauma.

“Berduka dan kehilangan itu bersifat pribadi, semua orang tidak sama. Saya seringkali mengalami emosi yang sulit dan seringkali tidak terduga. Ada rasa marah, menyesal, bersalah, ketidak percayaan, sedih yang tak kunjung usai,” tutur Nira.

Nira merasa kesedihan yang dirasakannya telah memberi dampak terhadap fisik dan mentalnya. Oleh karena itu, ia berusaha untuk bangkit menjadi sosok yang lebih baik untuk masa depan.

“Tidak hanya memengaruhi kesehatan mental, juga fisik. Ini adalah tantangan hidup yang harus saya hadapi dan saya berupaya untuk mencari mekanisme kopingnya agar dapat berfungsi dengan baik untuk kehidupan ke depan,” ungkapnya.

Kisah Nira dalam menghadapi kesedihan atas kehilangan dapat kamu baca melalui buku “Lost and Found: Sebuah Perjalanan Mengarungi Duka” yang dapat kamu beli di toko buku Gramedia seluruh Indonesia.

Tak hanya meluncurkan sebuah buku, kurang lebih dua tahun terakhir, Nira telah menginisiasi komunitas “Let’s Talk Grief” untuk memberikan dukungan kepada sesama. Ia yakin sebuah duka harus dihadapi dan tak ada salahnya membagikan kesedihan dengan orang lain.

Setiap dua minggu sekali, komunitas ini aktif membahas sial kehilangan dan duka. Melalui @GRIEFTALK.id Nira mengundang teman dari berbagai daerah dan latar belakang untuk berbagi cerita dan saling menguatkan.

Artikel Pilihan