Menu

Perbedaan Hipertensi Primer dan Sekunder yang Diam-diam Mematikan, Wajib Tahu Nih!

15 Februari 2022 09:22 WIB

Ilustrasi sindrom hipertensi jas putih. (Pinterest/Freepik)

HerStory, Jakarta —

Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan salah satu kondisi kesehatan yang paling sering diremehkan. Apalagi hipertensi sering kali tak menimbulkan gejala sehingga baru disadari ketika kondisi sudah sangat parah.

Faktanya hipertensi adalah masalah kardiovaskular yang parah bahkan dapat menyebabkan serangan jantung dan berakibat fatal jika tak segera ditangani. Dalam kondisi ini, jantung bekerja lebih keras untuk memompa darah keluar ke berbagai bagian tubuh.

Ternyata hipertensi memiliki dua jenis hipertensi, yakni primer dan sekunder. Kedua jenis hipertensi ini memiliki gejala yang berbeda satu sama lain.

Hipertensi Primer

Hipertensi primer juga dikenal sebagai hipertensi esensial. Jenis hipertensi primer menyumbang 95 persen dari total kasus dan sebagian besar didiagnosis pada orang dewasa.

Beberapa faktor dapat menyebabkan terjadinya hipertensi primer, namun penyebab pastinya belum diketahui. Sesuai penelitian, kondisi ini dianggap sebagai kombinasi genetika, kebiasaan gaya hidup, manajemen berat badan, kebiasaan merokok, gaya hidup menetap dan tingkat stres. Karena alasan perkembangan hipertensi primer tak diketahui, penting untuk memeriksakan tekanan darah secara teratur.

Hipertensi Sekunder

Hipertensi sekunder disebabkan oleh kondisi medis lain yang sebagian besar mempengaruhi ginjal, arteri, jantung atau sistem endokrin tubuh. Penyebab lain termasuk obstruksi jalan napas saat tidur, tumor kelenjar adrenal, kelainan hormon dan terlalu banyak asupan garam atau alkohol.

Hipertensi sekunder juga dapat didiagnosis selama kehamilan. Tak seperti hipertensi primer, hipertensi sekunder dapat dengan mudah diatasi. Ini menyumbang hanya 5 hingga 10 persen dari total kasus hipertensi dan lazim di antara mereka yang berusia 18 hingga 40 tahun.

Gejala hipertensi primer dan sekunder

Baik hipertensi primer maupun sekunder tak menunjukkan gejala apapun pada kebanyakan kasus. Bahkan jika tingkat tekanan darah mencapai tanda tertinggi, akan sulit untuk mengidentifikasi tanda-tandanya tanpa bantuan seorang ahli medis.

Dalam beberapa kasus, seseorang mungkin sering mengalami sakit kepala, kelelahan, masalah penglihatan dan sesak napas.