Menu

Jauhi Obesitas pada Anak dengan 3 Langkah Sesuai Anjuran Dokter, Yuk Moms Terapkan Biar Gak Jadi Bahaya

09 September 2022 08:00 WIB

Ilustrasi balita makan buah (Shutterstock / Edited by HerStory)

HerStory, Jakarta —

Moms tahukah jika obesitas tak hanya bisa menjangkit orang dewasa karena anak-anak pun bisa terjangkit penyakit bahaya ini.

Faktanya, sebanyak 216 juta anak mengalami berat badan berlebih secara global. Indonesia pun kini masih mengalami beban ganda kondisi gizi, yakni kondisi gizi buruk dan obesitas yang masih cukup tinggi.

Perlu diperhatikan, rupanya ada beberapa penyebab obesitas pada anak. Moms pun sebaiknya mengetahui pencegahan yang tepat agar si kecil bisa tumbuh dan berkembang dengan baik.

Penyebab obesitas pada anak

Menurut dr. Sandi Perutama Gani, selaku Medical Expert Combiphar dalam media workshop beberapa waktu lalu, ada beberapa penyebab obesitas pada anak yang kerap terjadi, antara lain:

1. Genetik

“Berbicara mengenai genetik, tentu kemungkinannya 50:50. Kalau orangtua mengalami obesitas dan diabetes berarti punya kemungkinan 50 persen,” ujar dr. Sandi.

Bila demikian, orangtua sudah harus berhati-hati terhadap kebiasaan makan dan aktivitas fisik si kecil. Risikonya tentu bisa ditekan bila si kecil dibiasakan untuk hidup sehat.

2. Gaya hidup

Pola hidup yang kurang sehat seperti pola konsumsi dan aktivitas fisik bisa juga menjadi pemicu lainnya. Kebiasaan mengonsumsi makan dan ngemil yang tak sehat serta kaya lemak jenuh bisa memicu kondisi obesitas ini.

Ditambah lagi, bila si kecil tak terbiasa bermain di luar ruangan, tentu kalori yang dikonsumsi tak akan sepenuhnya terbakar, sehingga mengendap dan berakibat obesitas.

3. Gadget

Dokter Sandi percaya bahwa gadget bisa menjadi pemicu obesitas pada anak yang lainnya. Menurutnya, bermain gadget memang suatu hal yang menyenangkan, khususnya pada anak. Namun, justru bisa membuatnya malas beraktivitas fisik.

Anak yang sudah kecanduan gadget bisa menjadi malas bermain yang melibatkan fisiknya secara langsung, seperti permainanoutdoor misalnya.

4. Fakta dan kebiasaan di masyarakat Indonesia

Ada beberapa kebiasaan yang ditengarai turut andil dalam kondisi obesitas pada anak di Indonesia, seperti:

  • Menurut data, Indonesia merupakan negara yang gemar mengonsumsi camilan, nomor 1 di asia pasifik.
  • Hanya 2 persen masyarakat yang memilih camilan sehat (mayoritas keripik, biskuit, roti, kue).
  • Terdapat sebesar 3 persen peningkatan belanja produk makanan kemasan pada platform e-commerce.
  • Sebanyak 95 persen penduduk Indonesia masih kurang mengonsumsi sayuran.
  • Masyarakat Indonesia malas bergerak, nomor 1 paling malas jalan kaki.
  • Rata-rata langkah per hari hanya 3.513 langkah, padahal yang disarankan adalah 10.000 langkah.
  • Penduduk Indonesia juga masih belum cukup aktivitas fisik (hanya sekitar 33.5 persen).

Mencegah obesitas pada anak

Menurut dr. Sandi, beberapa cara pencegahan yang bisa dilakukan setiap orangtua untuk menghindari obesitas pada anak, antara lain:

Kurangi penggunaan gadget

Gadget dan sejenisnya sebaiknya dibatasi penggunaannya atau kurangi screen time lainnya. Kebiasaan ini bisa membuat anak malas, mulai dari malas untuk makan hingga aktivitas fisik.

Konsumsi makanan gizi seimbang

Biasakanlah si kecil untuk mengonsumsi makanan bervariasi. Biasakan agar si kecil hobi mengonsumsi sayuran dan buah yang kaya serat.

Aktivitas fisik

Si kecil senang bermain di luar dan aktif bersama teman-temannya? Jangan dilarang Bun, karena bermain bisa menjadi salah satu aktivitas fisik yang cukup efektif untuk mencegah obesitas pada anak.

Sebaiknya, biasakan aktivitas fisik ini sejak dini dengan outdoor activity. Moms bisa turut berpartisipasi untuk meningkatkan bonding, seperti bermain futsal bersama atau sekedar lari pagi, maupun berjalan kaki santai.

Olahraga lari untuk mengatasi obesitas pada anak, apakah efektif?

Aktivitas fisik berupa olahraga yang cukup mudah dilakukan ialah berlari. Bisa membakar kalori cukup efektif, berlari pun menjadi dasar yang tepat untuk melatih tubuh sebelum melakukan olahraga berat lainnya.

Namun Moms, rupanya tak semua orang direkomendasikan untuk berlari, khususnya anak dengan obesitas yang sudah sangat parah.

“Pada saat status gizi anak mengalami obesitas parah, tak disarankan bagi anak tersebut untuk lari dalam jangka waktu yang panjang,“ ujar dr. Sandi. Hal ini karena bisa jadi ada bagian tubuh lain yang bisa terkena dampak negatifnya.

Kaki akan menahan beban lebih berat sehingga bisa mengalami Osteoarthritis yang bisa membahayakan. Ditambah lagi, anak tengah berada pada masa pertumbuhan, khususnya di bagian tulangnya.

“Kalau dipaksa bisa bahaya di tulangnya, terutama tulang kaki, karena yang menopang berat badan kaki. Oleh karena itu bila ingin lari, sebaiknya perhatikan intensitasnya. Bila obesitas dinilai parah, disarankan untuk lebih memilih berjalan cepat atau berjalan biasa, maupun aktivitas fisik lain,“ pungkas dr. Sandi.

Lihat Sumber Artikel di The Asian Parent

Disclaimer: Artikel ini merupakan kerja sama HerStory dengan The Asian Parent. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi artikel yang tayang di website ini menjadi tanggung jawab HerStory.

Artikel Pilihan