Menu

Mitos-Mitos Bagi Pengantin Baru, Kamu Percaya Gak?

14 Desember 2020 13:15 WIB

Pasangan yang sedang jatuh cinta

HerStory, Bandung —

Kamu pasti sudah tidak asing lagi dengan beragam mitos yang ada di masyarakat. Mitos-mitos ini kerap kali dipercaya dan dianggap "pamali" jika dilanggar. Tetapi, tidak semua mitos benar adanya, lho! Salah satunya adalah beragam mitos seputar pernikahan.

Dilansir dari berbagai sumber, inilah mitos-mitos mengenai pernikahan.

1. Setelah menikah, kamu akan berhenti berkembang

Pernikahan membuatmu terikat dengan pasangan. Hal ini memang benar, tapi bukan berarti kamu jadi tidak bisa berkembang. Secara psikologi, pikiranmu akan berkembang dan menjadi lebih dewasa. Kamu juga bisa berdiskusi dengan pasangan tentang apa saja yang ingin kamu lakukan dan meminta persetujuannya.

2. Pernikahan akan mengubah diri seseorang

Saat masih pacaran, pasanganmu mungkin hanya akan menunjukkan sisi positifnya padamu. Tetapi setelah menikah, kamu tidak perlu kaget ketika pasangan menunjukkan sisi negatifnya padamu.

Misalnya ia malas merapikan tempat tidur atau suka menaruh handuk sembarangan. Jika itu adalah hal-hal kecil, sebaiknya tidak usah diperbesar. Kecuali jika pasanganmu menunjukkan sifat negatif yang sangat buruk, seperti berjudi atau melakukan kekerasan, sebaknya kamu berhati-hati karena sifat seperti itu tidak akan mudah hilang.

3. Pasangan yang menikah harus punya selera yang sama

Memang akan sangat menarik di mana kamu bisa melakukan hal-hal yang kalian gemari bersama-sama. Namun, hal yang mendasar dari itu semua adalah keharmonisan, bukan sekedar karena memiliki kesukaan yang sama.

4. Punya anak akan menjaga hubungan dengan suami

Jika tujuan memiliki anak hanya untuk menjaga hubungan baik dengan suami, sebaikny akamu pikirkan kembali. Sekalipun kamu dan pasangan memiliki anak namun tidak dilandasi dengan kesiapan menjadi orang tua, hal itu akan sia-sia. Hal yang diperlukan adalah komitmen bersama untuk mengasuh dan menjadi orang tua yang baik bagi anak tersebut.

5. Mertua akan menjadi musuh 

Tak jarang kita takut memikirkan apa tanggapa mertua tentang pribadi kita. Bila pikiran ini sudah menguasaimu dari awal, maka itulah yang akan terjadi. Lebih baik ubah pola pikirmu terhadap mertua. Misalnya ketika diberikan komentar tentang suatu hal, anggap saja kalau mertuamu itu sedang membantumu untuk menjadi istri yang baik.