Menu

Si Kecil Penakut? Jangan Dibiarkan! Ini Cara Mengatasinya

23 Desember 2020 15:30 WIB

Ilustrasi Anak Menangis (Unsplash/Marcos paulo prado)

HerStory, Bandung —

Ketakutan adalah bagian yang tak terhindarkan dari menjadi anak-anak. Bersembunyi di balik sofa saat terjadi hujan, memastikan tak ada sesuatu di lemari, hingga berujung tak bisa tidur kalau tidak ditemani.

Ketika ketakutan ini muncul, sebagai orang tua naluri alami kita sering kali adalah untuk menenangkan dan menghibur. Namun, secara realistis, orang tua tidak dapat dan tidak boleh  selalu ada untuk membantu anak-anak agar tenang. Mengajari anak cara mengelola ketakutannya tanpa campur tangan orang tua akan membantunya membangun kepercayaan diri dan kemandirian yang dia perlukan untuk merasa lebih bisa mengontrol, dan mengurangi rasa takut, baik saat ini maupun saat dia besar nanti.

Untuk membiasakannya, ada beberapa cara yang bisa dilakukan. Dikutip dari Childmind, berikut adalah caranya.

Pengaturan diri

Jadi, bagaimana kita membantu anak-anak mulai merasa lebih berani? Kuncinya adalah keterampilan tak terlihat yang disebut pengaturan diri. Mengatur diri sendiri pada dasarnya adalah kemampuan untuk memproses dan mengelola emosi dan perilaku kita sendiri dengan cara yang sehat. Itulah yang memberi kita kemampuan untuk merendahkan diri atau merasakan sesuatu tanpa bertindak berdasarkan hal itu.

Kebanyakan orang dewasa mempraktikkan pengaturan diri tanpa berpikir dua kali. Pikirkan sejenak untuk merasakan ketakutan sebelum meyakinkan diri sendiri bahwa tidak ada yang menakutkan tentang ruangan yang gelap. Tetapi untuk anak-anak, membangun pengaturan diri membutuhkan waktu, latihan, dan ruang untuk belajar yang berarti orang tua merasa nyaman membiarkan anak-anak menjadi sedikit tidak nyaman saat mereka memikirkannya.

Biarkan anak mengatasi rasa takut dengan mandiri

"Menjadi takut terkadang adalah bagian tumbuh dewasa yang normal dan sehat," kata Elianna Platt, seorang pekerja sosial di Child Mind Institute. Meskipun anak-anak terkadang menghadapi hal-hal yang benar-benar menakutkan, sebagian besar ketakutan masa kanak-kanak  tidak mewakili ancaman yang sebenarnya.

Ketika Moms melihat anak dalam kesusahan, respon alami adalah ingin memperbaikinya, terutama jika perbaikannya tampak mudah. Namun, meskipun melompat dapat membantu anak untuk tidak terlalu takut pada saat itu (dan merasa lebih baik bagi Moms), dalam jangka panjang hal itu dapat membuatnya lebih sulit untuk belajar bagaimana menenangkan dirinya. 

Cara untuk membantu

Tentu saja ini tidak berarti menarik semua dukungan. “Kita tidak sedang membicarakan tentang tiba-tiba menempatkan anak di kamar tidurnya yang gelap dan berkata,“ Bye! Beranilah! Sampai jumpa besok pagi!" kata Dr. Rachel Busman, seorang psikolog klinis di Child Mind Institute.

Tujuannya adalah untuk membimbing anak-anak dengan lembut sampai mereka siap untuk mengambil kendali sendiri. “Kami ingin menyediakan perancah yang mereka butuhkan untuk berdiri sendiri,” tambahnya.

Jadi, apa cara terbaik untuk membantu (tanpa terlalu banyak membantu)?

Bantu anak berbicara tentang apa yang membuatnya takut. Anak-anak mungkin tahu apa yang mereka takuti, tetapi mereka tidak selalu memiliki kata-kata untuk dijelaskan.

Mengajukan pertanyaan khusus dapat membantu. Misalnya jika seorang anak takut anjing, Moms bisa berkata, "Apa yang membuat anjing menakutkan?" “Apakah seekor anjing mengejutkanmu atau menjatuhkanmu?” “Apakah ada anjing tertentu yang kamu takuti?”

Setelah Moms memiliki pemahaman yang lebih baik tentang apa yang ditakuti anak, Moms akan memiliki gagasan yang lebih jelas tentang bagaimana membantunya mengatasi hal itu.