Menu

Jangan Salah Moms! Ini Bahaya Screen Time Sekaligus Pedomannya untuk Anak, Cek Ya

18 Agustus 2021 09:45 WIB

Ilustrasi anak bermain gadget. (Pinterest/Edited by HerStory)

HerStory, Bogor —

Adanya rutinitas screen time atau waktu menatap layar pada anak-anak di masa pandemi Covid-19 dapat menjadi masalah yang cukup mengkhawatirkan. Terlebih, tak semua orang tua dapat benar-benar mengawasi anak-anak mereka saat screen time karena juga disibukan dengan berbagai macam pekerjaan, meski tetap bekerja dari rumah.

Menurut Dokter Spesialis Anak dan konsultan tumbuh kembang, DR. Dr. Ahmad Suryawan, Sp.A(K), masalah screen time ini sebenarnya tak hanya berlaku pula untuk anak yang menjalankan sekolah daring atau Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Anak yang bukan usia sekolah pun wajib diatur perilaku screen time-nya.

“Masalah screen time ini memang jadi problem utama dalam masalah tumbuh kembang bagi anak-anak sekarang. Tak hanya masa pandemi, sebelum pandemi pun ini sudah menjadi masalah,” ujar Ahmad Suryawan, kepada HerStory, saat webinar dengan topik "Mengantisipasi Dampak Pandemi Covid-19 pada Tumbuh Kembang Si Kecil", Selasa (17/8/2021).

Ia pun menegaskan, sampai saat ini Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) sendiri masih menganjurkan pembelajaran anak sekolah dalam bentuk PJJ karena transmisi penularan Covid-19 sendiri masih berbahaya, terlebih untuk anak.

Meski begitu, pria yang karib disapa Dr Wawan ini pun mengingatkan, screen time atau situasi daring yang mengharuskan anak menatap layar terus menerus itu harus sesuai dengan 3 regulasi.

“Jadi jangan hanya melarang anak dengan tidak tidak melihat TV, memainkan gadget, tapi orang tua harus bisa meregulasinya dengan mengatur aktivitas fisiknya, mengatur perilaku sendeterian atau perilaku duduk diam menatap layar, dan bagaimana menata tidurnya,” jelasnya.

Lantas, apa saja pedoman screen time anak sesuai dengan rentang usia?

Dr Wawan mengatakan, menurut rekomendari IDAI, untuk anak di bawah usai 1 tahun, maka sebaiknya orang tua mengajak anak melakukan aktivitas fisiknya minimal 30 menit sehari dalam bentuk merangkak, berjalan, dll.

“Lalu, untuk anak usia ini, ingat, orang tua jangan pernah memberikan gadget anda pada anak bayi di bawah 1 tahun. Dan perhatikan juga masa tidurnya, anak dalam usia ini harus memiliki masa tidur 12-16 jam. Kalau anak di bawah 3 bulan bisa panjan, yakni 14-17 jam,” tegas Dr Wawan.

Kemudian, untuk anak dalam jenjang umur 1 s.d 3 tahun, maka aktivitas fisiknya minimal harus 3 jam (180 menit) per hari. Perilaku diam menatap layar pun jangan lebih dari 60 menit, dan masa tidur yang baik untuk usia ini yakni 11-14 jam.

Ditegaskan Dr Wawan, satu-satunya screen time yang diizinkan untuk anak di bawah usia 18 bulan itu hanyalah video call dengan orang tuanya yang berada jauh dari si anak.

“Karena itu bs menambah kosa kata, sangat interaktif, dan tidak membahayakan. Asal didampingi, jangan biarkan anak  sendiri. Beda lagi kalau Anda hanya memberi gadget ke anak biar anak diem, itu baru bahaya,” tutur dr Wawan.

“Jadi kalau mau melarang anak, ciptakan aktivitas fisik, pisahkan dari jam tidur. Kalau anak Anda usia 3-6 tahun, maka aktivitas fisik bias sampe 3 jam. 1 jamnya yang cukup melelahkan, misal berlari kesana kemari, dll. Perilaku menatap layarnya juga jangan lebih dari 1 jam. Kemudian, tidurnya harus 10-13 jam,” papar Dr Wawan.

Selanjutnya, untuk anak-anak di tingkat Sekolah Dasar (SD) atau usia 6 hingga 12 tahun, kata Dr Wawan, idealnya lama menatap layar antara 60 menit hingga 90 menit dalam sehari. Sementara itu, untuk anak-anak di jenjang sekolah menengah atau usia 12 hingga 18 tahun, waktu ideal screen time untuk mengikuti pembelajaran daring tidak lebih dari dua jam.?

"Memang di lapangan praktiknya susah ya. Sekolahnya juga kan jadwalnya bisa lama, bisa lebih dari 4 jam. Di sini pentingnya pendampingan dan kreativitas baik dari orang tua maupun guru. Para ahli tumbuh kembang juga menganjurkan itu. Sehingga sebaiknya orang tua mendiskusikan dengang pihak sekolah supaya membaginya tiap pelajaran itu dalam sehari tk lebih dari 90 menit, bukan 4 jam terus-terusan. Cobakan berkreasi menyeimbangkan antara menatap layar dengan beraktivitas,” saran Dr Wawan.

Dikatakan Dr Wawan, jika screen time ini tidak diatur, dalam arti para orang tua abai, maka dampaknya akan sangat jelas sekali. Anak bisa mengalami gangguan perkembangan, gangguan bicara/bahasa, gangguan perilaku, maupun gangguan kecerdasan.

“Ya jika screen time gak diatur, maka nantinya bakal makin banyak anak-anak yang dulu normal sekarang jadi mengalami gangguan. Yang sudah memiliki gangguan, maka akan tambah gangguan. Jadi, screen time ini harus benar-benar kita waspadai. Caranya gimana? Perilaku orang tua sendiri utamakan dulu. Karena interaksi anak dengan orang tua itu akan menurun. Kalau anak HP, orang tua main HP juga, interaksi verbal gak ada, periode konflik dengan anak akan semakin meningkat,” papar Dr Wawan.

“Riset kita menunjukan, sebanyak apapun screen time orang tua, itu lah penyebab terkuat terhadap screen time anak. Jadi mengurangi screen time anak ya kurangi screen time orang tua dulu,” sambung Dr Wawan.