Menu

Bukannya Patuh dan Mandiri, Anak Justru Akan Dihantui 5 Dampak Ini Akibat Sering Ditakut-takuti

18 Agustus 2021 19:15 WIB

Ilustrasi anak yang ketakutan. (Pinterest/Freepik)

HerStory, Sukabumi —

Setiap orang tua pasti memiliki gayanya sendiri untuk mendidik anak. Tak terkecuali cara menakut-nakuti anak. 

Cara menakut-nakuti anak terkadang dijadikan sebagai cara terakhir untuk membangun rasa patuh dan kemandirian pada anak. Padahal, cara tersebut ternyata salah lho, Moms. 

Misalnya yang paling sering ditemui adalah, "Kalo enggak nurut nanti ditangkap sama om Polisi, lho!" atau "Tuh ada badut, kalau masih bandel nanti diambil badut".

Ada kalanya cara tersebut mempan dan membuat anak menjadi patuh terlebih ketika anak sedang merasa tantrum. Cara tersebut bak menjadi langkah jitu untuk menanganinya. 

"Supaya anak lebih disiplin, sebenarnya tidak terlalu sulit. Orang tua dapat membuat aturan yang jelas kepada anak, dan jangan lupa terapkan secara konsisten. Beri penjelasan logis karena anak itu selalu butuh penjelasan dari setiap tindakan yang dia lakukan atau orang tuanya lakukan," kata Ikhsan Bella Persada selaku psikologi, seperti dikutip dari laman klikdokter.com (18/8/2021)

Melansir dari berbagai sumber (18/8/2021), berikut 5 dampak yang akan menghantui anak akibat sering ditakut-takuti. Disimak ya, Moms! 

1. Anak Menjadi Trauma

Poin yang utama adalah anak menjadi trauma. Lantaran sering ditakut-takuti hal tersebut justru akan meninggalkan jejak pada memorinya. Seperti ditakut-takuti dokter atau polisi karena tak mau menurut, ketika dewasa jejak tersebut akan menuntunnya menjadi trauma pada dokter atau polisi.

2. Anak Takut dan Sulit Berkembang

Secara tak langsung, hal yang dijadikan sebagai objek untuk menakuti anak justru menjadi sebuah larangan bagi anak. Akibatnya anak takut dan sulit berkembang untuk menggali kreativitasnya melalui hal baru.

Anak juga akan kurang bahkan kehilangan percaya diri karena sesuatu yang dilarang, apalagi dengan alasan yang tak logis. Padahal anak perlu untuk menjelajahi sebagai upaya untuk mengembangkan potensi diri dan mengenal lebih banyak akan sesuatu hal. 

3. Susah Berkonsentrasi

Karena munculnya rasa trauma dan takut juga membuat anak menjadi kesulitan dalam berkonsentrasi. Anak akan lebih memikirkan rasa takutnya sampai mengganggu fokus dan belajarnya. Terlebih jika usia anak menginjak umur 9-12 tahun. 

4. Anak Terlalu Bergantung pada Orang Tua

Mengingat orang yang membantunya untuk menangani ketakutan yang padahal dipicu oleh orang tua, membuat anak juga menjadikan orang tua sebagai tempat paling aman dan nyaman. Akibatnya, anak pun menjadi sulit untuk mandiri dan disiplin. Anak akan terus bergantung dan sulit untuk ditinggalkan oleh orang tuanya.

5. Sering Mengalami Mimpi Buruk

Anak khususnya yang masih dibawah usia 3 tahun, jika terlalu sering ditakut-takuti akan berdampak pada kualitas tidurnya. Anak akan lebih sering mengalami mimpi buruk. Tak cuma itu, anak juga akan mengalami rasa cemas dan khawatir ketika menghadapi orang atau lingkungan baru. Yang secara tak langsung berdampak juga dalam kemampuan bersosialisasinya. 

Untuk mendidik anak menjadi pribadi yang mandiri dan disiplin, berilah alasan yang logis dan realistis pada anak ya, Moms.