Menu

Dokter Ahli: Kanker Payudara Penyakit Medis, Bukan Mistis, Bisa Diobati Jika Terdeteksi Dini

18 Oktober 2021 12:21 WIB

Konsultan Hematologi Onkologi Medik, dr. Jeffry Beta Tenggara, Sp.PD-KHOM (Instagram/@drjeffryt)

HerStory, Bogor —

Konsultan Hematologi Onkologi Medik, dr. Jeffry Beta Tenggara, Sp.PD-KHOM.,mengimbau para wanita agar tak takut berkonsultasi ke dokter jika menemukan benjolan yang tak biasa di payudaranya.

dr. Jeffry menegaskan, 70-80 persen benjolan pada payudara wanita sendiri belum tentu bukan kanker. Namun, agar kita bisa mendapatkan clue yang tepat, terkait mana benjolan yang harus dicurigai sebagai suatu kanker atau bukan, adalah dengan memeriksakannya ke dokter.

Perlu diingat bahwa 70-80 persen benjolan pada payudara wanita itu bukan kanker. Apalagi pada usia muda apabila ada benjolan, sebagian besat itu disebut sebagai FAM (fibroadenoma mammae) atau jenis tumor jinak di payudara. Nah biar kita mendapatkan clue yang mana nih yng harus dicurigai sebagai suatu kanker, pertama itu dilihat dari faktor keturunan. Apakah kita punya faktor bawaan keturunan kanker gak, dari ibu dari tante. Kedua, kita harus lihat ada gak gejala yang cukup warning sign, kalau benjolan jinak itu biasanya bentuknya pasif, bulet, mulus gitu ya. Nah kalau di payudara itu benjolannya kulitnya berkerut-kerut, ada darah, itu adalah gejala yg harus diwaspadai. Perlu diingat juga, kita gak bisa membedakan dari perabaan. Mau gak mau kita harus USG atau mamografi. Baru bisa keliatan benjolan biasa atau kanker," papar dr. Jeffry, dalam acara diskusi Kanker Payudara bersama Kalbe, sebagaimana dipantau HerStory, belum lama ini.

Kata dia, jikapun nantinya terdiagnosa kanker, benjolan tersebut bisa diobati jika terdeteksi dini. Sebab kata dia, umumnya pasien yang datang sudah dalam stadium lanjut. Maka jika sudah curiga terjadi kanker payudara, sebaiknya jangan takut untuk berobat agar bisa disembuhkan.

“Jangan takut intinya ya. Kalau kita biarkan dan larut dalam ketakutan, ini kanker gak akan sembuh sendiri. Semakin kita biarkan akan semakin sulit diobati. Ingat, kanker payudara itu penyakit medis, bukan penyakit mistis. Pergilah ke dokter jika menemukan ada kelainan di payudara, apakah benjolan biasa, atau benjolan yang perlu diwaspadai. Payudara itu kan di luar, bisa keliatan kalau ada sesuatu yang aneh. Kecuali kalau kanker usus, ovarium, itu baru sulit terdeteksi,” tegas dr. Jeffry.

Lebih lanjut, dr. Jeffry menuturkan bahwa pengangkatan payudara atau masektomi memang merupakan salah satu terapi pengobatan kanker payudara untuk mengoptimalkan kualitas hidup pasien. Namun kata dia, pengangkatan payudara tak selalu jadi pilihan. Masih ada kemungkinan pasien bisa mempertahankan payudaranya dan menjalani pengobatan dengan terapi lain. Pilihan tersebut ditentukan berdasarkan stadium, jenis kanker, kondisi klinis pasien, dan preferensi pasien.

“Gak melulu pasien kanker payudara harus kehilangan payudara. Kalau kita tahu kanker ini dari stadium dini, itu bisa diobati. Kalau ukuran kecil itu gak selalu diangkat atau dimasektomi kok. Kalau kecil itu biasanya dokter lakukan biopsi dulu untuk tahu jenis kankernya apa. Lalu kita juga bisa lakukan kemo atau memberi obat antihormon.. Kalaupun harus diangkat, kini wanita pun bisa meminta namanya implan, karena bedah plastik sekarang ini perkembangannya udah luar biasa. Itu hak pasien. Jadi jangan takut dulu ya, banyak solusinya kok sekarang,” tutur dr. Jeffry.

Sayangnya, kata dr. Jeffry, banyak pasien kanker payudara yang datang terlambat ke dokter. Kasus yang banyak terjadi yaitu, sel kanker telah menyebar dan khawatir menyebar ke organ tubuh lain jika payudara tak segera diangkat. Menurut dia, jumlah pasien kanker payudara hingga saat ini belum mengalami penurunan dan masih banyak yang datang terlambat.

“Kecenderungannya sekarang kan wanita itu udah takut duluan. Padahal ada pasien saya sekarang udah stadium 4, di masih bertahan, jadi ada chance to survive. Namun, ada juga paseien yang datang pada saat sudah stadium 4, dan sudah menyebar ke area-area lain, ini kan jadi susah penangannya. Jadi yang penting kita kalau menemukan ada kelainan di payudara, segera ke dokter!,” pungakas dr. Jeffry.