Ilustrasi ibu hamil sedang melakukan perawatan wajah. (Freepik/makistock)
Ketika berbadan dua, para wanita tentu sangat menjaga kesehatannya agar sang jabang bayi bisa lahir ke dunia dengan selamat. Banyak hal-hal yang dihindari saat sedang hamil, seperti melakukan aktivitas fisik yang berat.
Enggak hanya itu, ternyata ada beberapa ibu hamil yang juga berhenti melakukan perawatan wajah baik menggunakan skincare ataupun melakukan treatment ke klinik kecantikan.
Untuk itu, HerStory mewawancarai dr. Novi Junita, M. Biomed, Sp.KK dari ZAP Premiere untuk mengupas tuntas perawatan wajah baik menggunakan produk skincare ataupun treatment di klinik kecantikan yang aman dilakukan oleh ibu hamil.
"Boleh, namun tetap harus memilih ingredients/kandungan skin care yang aman untuk kesehatan ibu dan bayi. Pilih kategori A dan B menurut FDA untuk safety product ibu hamil," ujar dr. Novi kepada HerStory beberapa saat lalu.
Untuk penggunaan bahan aktif, dr. Novi menyarankan ibu hamil untuk cermat mengetahui ingridients yang akan digunakan, seperti AHA, PHA kategori B sesuai dengan FDA masih aman buat bumil. Sementara untuk BHA kategori C tak dianjurkan untuk ibu hamil kecuali dengan resep dokter.
"Retinoid (pengobatan jerawat) yang berfungsi regenerasi kulit, mengurangi peradangan jerawat , mengurangi kerutan halus, memicu produksi kolagen. Bisa memberikan efek samping teratogenik, 20-35% kelainan kongenital berat, 60% retardasi mental," papar dr. Novi.
Kemudian produk yang mengandung hydroquinone untuk mengobati flek. Ini harus dihindari karena bisa memicu keguguran, BBLR, kelainan kongenital.
Selanjutnya ada juga kandungan oxybenzone yang biasanya ditemui pada produk sunscreen atau tabir surya. Ini merupakan bahan kimia yang bisa mempengaruhi hormon, risiko kerusakan permanen pada ibu dan anak.
"Ada penelitian yang mengungkapakan bahwa kandungan ini bisa mempengaruhi kelenjar payudara, gangguan laktasi, gangguan saraf pada janin sehingga bisa mengalami alzheimer di usia dewasa," imbuh dr. Novi.
"Sebetulnya belum banyak penelitian prosedur kosmetik yang dilakukan pada ibu hamil, jadi belum diketahui pasti keamanannya soal treatment kecantikan. Beberapa treatment yang boleh dilakukan oleh ibu hamil, meliputi peeling (fisik: mikrodermabrasi crystal free) atau juga treatment yang menghidrasi kulit seperti oxy infusion," ucap dr. Novi.
Sementara itu, dr. Novi juga menyarankan untuk menghindari treatment yang menimbulkan rasa sakit. Pasalnya saat merasakan sakit atau mengalami suatu peradangan, tubuh akan mengeluarkan prostaglandin yang bisa berefek pada kontraksi rahim.
"Pada ibu hamil, kontraksi rahim dapat menyebabkan terminasi kehamilan atau keguguran, sehingga semua treatment yang dapat memicu rasa sakit berlebihan sebaiknya ditunda selama kehamilan," kata dr. Novi.
Beberapa treatment yang sebaiknya dihindari adalah laser ablatif, lase non ablatif, IPL, Botox dan Filler.