Menu

Waspada, Beauty! Diabetes dan Depresi Ternyata Saling Terkait, Begini Saran Dokter untuk Mengatasinya

09 November 2021 14:25 WIB

Ilustrasi seorang wanita yang sedang mengalami depresi/gangguan jiwa.(Unsplash/Edited by HerStory)

HerStory, Bogor —

Beauty, apakah kamu salah satu penderita diabetes?

Penyakit diabetes melitus ternyata gak cuma bisa menimbulkan berbagai masalah kesehatan seperti gagal ginjal, kebutaan, stroke, dan amputasi bagian tubuh, lho Beauty. Tapi, masalah gangguan mental juga rentan terjadi pada kamu penderita diabetes.

Tentunya, ini sangat mengkhawatirkan Beauty, terlebih jika kamu gak menyadarinyanya sejak dini.

Menurut paparan dr. Muhammad Anwar Irzan, berbagai penelitian menemukan bahwa risiko terkena depresi meningkat jika menderita diabetestipe 1 maupun tipe 2.

“Depresi atau stres berat juga menaikkan ancaman terkena diabetes tipe 2,” paparnya.

Namun kabar baiknya, lanjut dr. Muhammad Anwar Irzan, diabetes dan depresi dapat ditangani bersama-sama dalam satu waktu. Bahkan, membenahi salah satunya dapat memberikan efek positif terhadap kondisi lainnya.

Lantas, bagaimana cara menanggulangi diabetes sekaligus depresi yang diderita? 

Mengikuti program self-management

dr. Muhammad Anwar Irzan menuturkan, program diabetes yang terfokus pada pengembangan diri akan membantu memperbaiki metabolisme, meningkatkan level kebugaran, dan mengelola berat badan serta risiko penyakit kardiovaskular.

Psikoterapi

dr. Muhammad Anwar Irzan melanjutkan, bagi mereka yang mengikuti psikoterapi, khususnya terapi perilaku kognitif, melaporkan kondisi psikologis yang lebih baik sehingga manajemen diabetes yang mereka terapkan pun menjadi lebih mudah.

Obat dan perubahan gaya hidup

Obat untuk diabetes maupun depresi adalah perubahan gaya hidup. Termasuk berbagai jenis terapi ditambah dengan olahraga teratur, dapat memperbaiki kondisi psikologis.

“Penderita diabetes diharapkan lebih memperhatikan tanda dan gejala depresi, misalnya kehilangan minat dalam kegiatan yang biasanya disukai, merasa sedih  dan kehilangan harapan secara berkepanjangan, serta masalah fisik yang tidak terjelaskan seperti sakit punggung atau sakit kepal,” tutur dr. Muhammad Anwar Irzan, sebagaimana dilansir dari klikdokter.

Nah Beauty, jika kamu merasa memiliki tanda dan gejala depresi tersebut, segeralah mencari pertolongan medis. Nantinya, dokter atau pendidik diabetes dapat merujukmu kepada ahli kesehatan mental profesional. 

Semoga artikelnya bermanfaat ya!

Artikel Pilihan