Ilustrasi Anak Berteriak. (Pixabay/Edited by HerStory)
Saat anak mulai memasuki usia dua tahun, ia mungkin lebih sering akan berteriak. Padahal, awalnya bisa saja ia sedang bermain tapi tiba-tiba ia berteriak dengan suara melengking.
Saat fase ini pun orang tua biasanya malah menjadi emosi. Namun, sebenarnya anak berteriak karena ia merasakan sesuatu lho Moms. Jadi, jangan keburu emosi ya Moms. Kira-kira apa ya penyebabnya? Yuk, Moms simak penjelasan berikut ini dilansir dari berbagai sumber, Senin (31/1/2022).
Mengutip dari Healthy Children, pada usia 1-3 tahun, anak mulai mencoba berbagai hal baru yang ia temukan, termasuk soal perasaan. Teriakan ini adalah bagian dari tanda bahwa anak sedang bertumbuh. Selain itu, teriakan bisa menjadi cara anak untuk mencoba mengungkapkan emosi yang ia rasakan.
Anak bisa teriak saat kesal, sedih, kecewa, atau bahkan bahagia. Meski terkesan membingungkan orangtua, ini adalah hal yang sangat wajar. Ketika melihat anak berteriak, pastikan kalau ia berada pada situasi yang aman. Perhatikan apakah ada benda tajamdi sekitar anak dan jangan sampai ia melukai dirinya sendiri.
Bayi usia 18 bulan akan lebih mudah untuk mengekspresikan amarahnya. Amarah menjadi salah satu penyebab anak sering teriak. Sebenarnya, ini adalah caranya untuk berkomunikasi.
Kemampuan bicara dan perkembangan bahasa bayi kurang dari dua tahun masih belum sempurna. Namun, ia sudah memiliki keinginan untuk menyampaikan sesuatu. Saat anak menyampaikan sesuatu dan orangtua atau pengasuh sulit mengerti, ia akan lebih mudah kesal dan berteriak.
Salah satu penyebab anak balita sering teriak adalah karena ia tidak mendapat perhatian dari orang yang ada di dekatnya.
Tanpa orangtua sadari, ada situasi yang membuat anak tertekan. Ambil contoh, saat anak berebut mainan dengan temannya atau ingin memiliki barang milik orang lain. Pada usia dua tahun ke atas, anak sudah mengerti rasa kepemilikan. Jadi, ketika si kecil punya mainan dan temannya merebut, ia bisa merasa tertekan.
Kondisi ini yang kemudian menjadi penyebab anak sering teriak sampai berhasil mendapatkan mainannya kembali. Anak juga bisa berteriak ketika ada kondisi yang membuatnya malu, takut, atau sedih. Pada saat ini, teriakan menjadi perantara untuk meluapkan emosi yang ia rasakan.
Saat orang dewasa lelah, pasti merasa kesal. Begitu pula dengan anak-anak. Hanya saja, perbedaan antara anak-anak dan orang dewasa terletak pada cara meluapkan rasa lelah.
Mengingat anak masih belajar mengenal emosi, saat ia merasa lelah, kesal, atau lapar, ekspresi yang ia keluarkan tentu berbeda dengan orang dewasa. Cara meluapkan kekesalannya adalah dengan teriakan yang melengking bahkan sampai menangis.
Itulah bebeapa penyebab anak sering berteriak. Semoga bermanfaat Moms!