Menu

Ini Kesalahan Saat Mencuci Wajah yang Sering Tak Disadari, Sepele Sih tapi Efeknya Ngeri!

09 Februari 2022 12:54 WIB

Ilustrasi cuci muka. (Freepik/wayhomestudio)

HerStory, Bogor —

Beauty, selama ini kita mungkin menganggap aktivitas mencuci wajah terlihat sebagai kegiatan sepele yang tak perlu dipelajari. Yang penting basuh wajah, busakan sabun, aplikasikan di wajah, dibilas, dan selesai.

Sayangnya, menurut Dermatologist sekaligus Skin Expert, dr. Kardiana Dewi, Sp.KK, FINSDV, mencuci wajah justru adalah kegiatan penting yang menjadi penentu kondisi kulit wajah. Jika tekniknya salah, maka kulit wajah akan mudah sekali bermasalah, baik mengelupas, berjerawat, berkerut, dan lain sebagainya.

“Mungkin banyak yang gak sadar, pola-pola yang kebiasaan kita aja yang simpel kesannya tetapi memang berdampak, salah satunya mencuci wajah dengan menggunakan scrub, membersihkan wajah terlalu kesat, dan eksfoliasi yang berlebihan,” tutur dr. Kardiana, saat Virtual Press Launch ‘Marina Expert White and Glow’, sebagaimana dipantau HerStory, Selasa (8/2/2022).

Dikatakan dr. Kardiana, terlalu keras dan kencang menggosok kulit wajah saat cuci muka bukan jaminan kulit makin bersih. Justru, lakukanlah dengan lembut. Jika terlalu ekstrem, efeknya dapat menyebabkan iritasi, kerusakan pada pembuluh rambut, dan dapat menyebabkan peradangan pada kulit.

“Membersihkan wajah itu kan untuk mengangkat sel kulit mati. Tapi jika memakainya secara berlebihan, dalam arti menggosok wajahnya lama atau ekstrem, karena ingin hasil yang bersih gitu, justru itu akan membantu menipiskan lapisan lemak yang harusnya masih ada dan membantu melembabkan kulit kita,” sambung dr. Kardiana.

Lantas, bagaimana cara merawat wajah yang benar? Dr. Kardiana bilang, cara merawat kulit wajah sebenarnya cukup simple, salah satunya yakni rutin membersihkan wajah dengan air dan sabun yang sesuai dengan jenis kulit kita.

“Jadi merawat wajah itu simple sebenarnya, cukup gunakan sabun yang sesuai dengan tipe kulit kamu. Setelah itu, kalau bisa selalu gunakan pelembab, karena biar bagaimanapun pelembab itu kita perlukan. Dan, pelembabnya itu kita pilih yang tak sesuai dengan tipe wajah kita. Kalau yang suka aktivitas outdoor, gampang keringetan, pilih komponennya yang bentuk gel, jadi nggak terlalu lengket. Lalu, kita gunakan juga sunscreen. Ingat, ini harus rutin dilakukan, karena ini merupakan satu rutinitas harian yang memang kulit kita butuhkan,” papar dr. Kardiana.

Lebih lanjut, dr. Kardiana mengingatkan pentingnya menjaga sawar kulit alias skin barrier dengan perawatan yang teratur agar fungsinya optimal.

Selain dilakukan secara rutin, kata dia, produk yang digunakan juga harus sesuai dengan jenis kulit. Nah, untuk memperbaiki skin barrier yang rusak, lanjut dia, sebaiknya gunakan skincare yang mengandung bahan aktif seperti Niacinamide, Ceramide, dan Vitamin C.

Menurut dr. Kardiana, Niacinamide adalah bahan aktif yang saat ini cukup ngehits dan sudah familiar di tengah masyarakat selama pandemi. Niacinamide atau dikenal sebagai nicotinamide, adalah salah satu zat turunan dari vitamin B3 (niacin).

“Niacinamide dikenal karena kemampuannya sebagai pendukung skin-barrier karena dapat membantu mengurangi inflamasi, meningkatkan kelembaban dan ketahanan kulit, memperbaiki warna kulit yang tidak rata atau kusam, dengan mengurangi pembentukan Melanin, dan menstimulasi regenerasi sel kulit baru,” tuturnya.

Sedangkan fungsi kandungan Ceramide, lanjut dr. Kardiana, adalah untuk memberikan kelembaban. Dimana, Ceramide akan menyatukan sel kulit dengan membentuk lapisan pelindung yang menjaga hilangnya kelembaban dan melindungi dari kerusakan.

“Ketika Niacinamide dan Ceramide disatukan maka hasilnya tentu diharapkan bisa menjadi lebih maksimal,” sambung dr. Kardiana.

“Sementara, vitamin C adalah salah satu komponen utama yang memang bisa membantu menghambat pembentukan pigmen. Jadi kalau kita kena panas matahari, dia menyentuh permukaan kulit kita, maka respon yang muncul adalah kulit kita akan meningkatkan pembentukan melanin. Nah kalau kita menggunakan vitamin C maka itu akan membantu menghambat pembentukan melanin,” pungkas dr. Kardiana.