Ilustrasi ibu hamil mengalami anemia. (Hermina Hospitals)
Saat masa kehamilan, penting untuk memenuhi serta menjaga asupan nutrisi dan gizi salah satunya zat besi untuk menghindari anemia.
Gak cuma zat besi, komponen lain untuk memenuhi produksi sel darah merah guna mencegah anemia saat hamil termasuk asam folat dan vitamin B12.
Ibu hamil memang kerap didera rasa lelah dan letih. Tapi kondisi tersebut jangan disepelekan karena bisa menjadi salah satu gejala anemia yang berbahaya bagi ibu dan janin.
Bagi ibu, anemia dapat berdampak pada depresi setelah melahirkan, membahayakan keselamatannya ketika melahirkan ketika terjadi pendarahan, dan sulit melawan infeksi.
Gejala anemia pada ibu hamil dapat berupa lelah, letih, sulit berkonsentrasi, kulit tampak pucat, jantung berdebar, sesak napas, pusing, sampai pingsan.
Lantas bagaimana dengan janin? Melansir dari laman alodokter.com (17/9) berikut ini 3 risiko bahaya anemia bagi janin yang gak boleh disepelekan.
Bayi yang lahir dengan berat badan rendah lebih berisiko mengalami gangguan kesehatan dibandingkan bayi yang lahir dengan berat badan normal diatas 2,5 kilogram.
Sebuah penelitian menyebutkan, anemia yang terjadi pada trimester pertama memiliki risiko melahirkan bayi prematur atau kelahiran sebelum minggu ke-37 usia kehamilan. Bayi yang lahir prematur juga berisiko alami gangguan tumbuh kembang dan masalah kesehatan lainnya.
Hal ini tentunya sangat gak diinginkan oleh semua orang tua. Namun, beberapa penelitian menunjukkan ibu yang mengalami anemia saat hamil dapat meningkatkan risiko kematian janin baik sebelum atau pun sesudah persalinan.
Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.
Share Artikel: