Menu

Berhati Baja, Ini 4 Alasan Istri Rela Bertahan Meski Diselingkuhi Suami

18 Maret 2021 19:30 WIB

Ilustrasi Perselingkuhan (iStock/Edited by HerStory)

HerStory, Jakarta —

Menjalin biduk rumah tangga tentu tak akan selalu bahagia. Ada saja masalah yang menguji kekuatan cinta dalam sebuah ikatan pernikahan. Salah satunya adalah godaan kesetiaan.

Sudah jadi rahasia umum bahwa perselingkuhan jadi salah satu masalah yang jadi penyebab perceraian. Dan biasanya istri yang diselingkuhi oleh suami memilih untuk bertahan, mengapa begitu ya?

Dalam hal perselingkuhan, penelitian menunjukkan bahwa penyebab pria berkhianat adalah iming-iming seks. Sebuah studi tahun 1994 oleh sosiolog Edward Lauman menemukan bahwa 10 persen hingga 11 persen pasangan pernah selingkuh pada tahun sebelumnya. Selama seumur hidup, penelitian tersebut mengungkapkan sekitar 18 persen wanita dan 24 persen pria melaporkan perselingkuhan.

Survei Pew Research Center tahun 2006 terhadap orang dewasa di Amerika Serikat mengungkapkan bahwa hampir 90 persen partisipan mengatakan setiap indidividu yang sudah menikah pasti pernah berselingkuh baik itu melibatkan seks atau mungkin enggak melibatkan seks.

Mudah Memaafkan

Ketika memutuskan apakah akan menempuh jalur perceraian karena diselingkuhi, wanita cenderung bertahan. David Buss, seorang profesor psikologi di University of Texas di Austin menjelaskan ada reaksi yang berbeda antara pria dan wanita. Ketika mengetahui pasangannya berselingkuh, wanita akan melibatkan aspek emosional.

Wanita lebih cenderung memaafkan suaminya jika perselingkuhan itu 'tak berarti apa-apa' dan tak melibatkan keintiman emosional. Secara keseluruhan, wanita lebih mungkin memaafkan pasangannya jika berselingkuh dibandingkan dengan pria.

"Istri lebih cenderung memaafkan suaminya jika suaminya tidak 'jatuh cinta' dengan wanita lain," ujar David Buss dikutip Live Science (18/3/2021).

Mempertimbangkan Segala Aspek

Selain itu, wanita juga cenderung mempertimbangkan keluarga saat memikirkan tentang perpisahan. Wanita lebih cenderung mempertimbangkan anak, faktor ekonomi mereka, dan kelangsungan hidup secara umum.

"Para istri juga cenderung tidak mempertimbangkan perceraian jika mereka secara ekonomi bergantung pada suaminya, memiliki anak atau memiliki pandangan agama yang kuat Meskipun demikian, sebagian besar istri setidaknya mempertimbangkan pilihan untuk bercerai. Dan nyatanya, perselingkuhan adalah masalah perkawinan yang paling mungkin mengarah pada perceraian," kata David.

Terhindar dari Stigma Buruk

Banyak yang menganggap bahwa masalah perselingkuhan dalam rumah tangga adalah hal yang memalukan dan hina. Untuk itu, para wanita mempertahankan rumah tangganya dengan pasangan meski sudah diselingkuhi agar terhindar dari stiga buruk.

Percaya Pasangan Akan Berubah

Hal terakhir yang menjadi alasan para istri bertahan meski diselingkuhi oleh suaminya adalah karena percaya bahwa suaminya akan berubah dan tak mengulangi kesalahan yang sama.

Padahal David menjelaskan biasanya pernikahan yang bertahan meski ada masalah perselingkuhan akan lebih sering bertengkar. Hal itu disebabkan karena istri masih memiliki rasa amarah dan teringat akan masalah perselingkuhan yang dilakukan suaminya.

"Setelah kejadian itu terungkap, suami dan istri kurang bahagia dengan pernikahan mereka, melaporkan lebih banyak konflik perkawinan, mengalami peningkatan tekanan psikologis dan meningkatkan pemikiran mereka tentang perceraian," kata David.

"Banyak pasangan tak pernah pulih sepenuhnya dari perasaan pengkhianatan dan amarah mereka, bahkan jika mereka tetap bersama," tukas David.