Menu

Perhatikan! Ini 3 Kebiasaan Buruk yang Sering Dilakukan Si Kecil, Bisa Picu Masalah Kalau Dibiarkan!

18 Agustus 2021 14:15 WIB

Ilustrasi ibu yang mengancam anak. (Pinterest/Freepik)

HerStory, Jakarta —

Semua orang setuju bahwa anak-anak adalah makhluk yang lucu dan menggemaskan. Tapi ada kalanya mereka bisa membuat kesal dengan kebiasaan buruk yang dikembangkan di usia pertumbuhan.

Kebiasaan buruk adalah perilaku berulang yang mungkin tanpa sadar dilakukan oleh si kecil padahal itu bisa membahayakan. Meskipun sebagian besar anak bisa mengatasi kebiasaan buruk ini, orang tua harus memperhatikan beberapa kebiasaan yang mungkin menjadi penyebab stres, kebosanan, frustrasi, rasa tak aman, atau kelelahan.

Saat mencoba mengatasi kebiasaan buruk, jika orang tua dapat fokus pada penyebabnya daripada kebiasaan itu sendiri, maka akan mudah untuk mengatasinya. Berikut ini beberapa kebiasaan buruk umum pada anak-anak yang harus orang tua perhatikan:

1. Mengisap Jempol

Kebiasaan mengisap jempol dimulai setelah bayi lahir dan berlanjut hingga usia dua hingga empat tahun. Sementara banyak bayi berhenti mengisap jari mereka secara alami pada usia dua hingga tiga tahun, ada juga anak lain yang mungkin memerlukan intervensi lebih lama.

Alasan utama mengisap jempol adalah refleks mengisap alami pada bayi yang membuat mereka menyimpan ibu jari di dalam mulut. Awalnya, mengisap jempol membuat mereka merasa aman, dan kemudian menjadi kebiasaan pada beberapa anak. Mereka mencoba melakukannya kapan pun mereka membutuhkan ketenangan atau saat akan tidur.

Meskipun mengisap jempol mungkin tak menjadi masalah sampai anak tumbuh gigi permanen, jika anak terus melakukan kebiasaan itu, hal itu dapat mempengaruhi susunan gigi dan menyebabkan masalah gigi lainnya lho.

2. Menggigit Kuku

Tak hanya anak-anak, orang dewasa juga memiliki kebiasaan menggigit kuku saat stres. Jika kebiasaan menggigit kuku pada masa kanak-kanak tak dikoreksi pada waktu yang tepat maka akan berlanjut hingga dewasa dan menjadi kebiasaan yang menetap.

Menurut Nemours Foundation yang berbasis di AS, diperkirakan 30-60% anak-anak dan remaja menggigit satu atau lebih kuku. Meskipun alasan sebenarnya atau penyebab menggigit kuku tak diketahui, banyak yang percaya bahwa itu disebabkan oleh stres dan kecemasan.

3. Menggigit, Mengisap, atau Menjilat Bibir

Jika kamu sering melihat bibir bawah anak pecah-pecah atau kering, bisa jadi karena kebiasaan menghisap bibir. Alasan utama kebiasaan itu adalah bibir kering, kecemasan, atau ketidaksejajaran gigi.

Saat bibir kering, anak cenderung menjilat atau menghisap bibir untuk melembabkannya. Juga, ketika mereka baru mengenal lingkungan apa pun atau merasa stres, mereka cenderung mengisap atau menjilat bibirnya secara tak sadar.

Dalam beberapa kasus, jika gigi atas menonjol di atas gigi bawah, hal itu dapat mengakibatkan bibir menggigit atau mengisap. Jika anakmu mengalami masalah ini, segera bawa ke dokter gigi untuk ditangani lebih lanjut.

Mengisap atau menggigit bibir secara terus-menerus dapat menyebabkan bibir dan kulit di sekitar mulut menjadi merah, bengkak, dan teriritasi. Ini juga dapat menyebabkan rasa sakit dan ketidaknyamanan dan menyebabkan kerusakan jaringan bibir dalam beberapa kasus.

Artikel Pilihan