Menu

Moms, Bayi Sering Berkeringat Dingin? Waspadai 6 Kemungkinan Penyebabnya

21 September 2020 10:15 WIB

Bayi. (Unsplash/Garret Jackson)

HerStory, Bogor —

Moms, apakah si kecil berkeringat padahal tubunya terasa dingin? Itu tandanya si kecil mengalami keringat dingin. Jangan anggap sepele, Moms! Kondisi ini bisa menjadi gejala dari penyakit serius. Apalagi jika keringat dingin menyebabkan bayi tampak lemas.

Keringat dingin umumya dialami bayi karena tubuhnya belum mempu mengatur suhu tubuh dengan baik. Jadi sebenarnya hal ini normal. Keringat dingin bisa muncul di beberapa bagian tubuh, seperti telapak kaki dan tangan atau ketiak.

Tapi Moms, jika keringat dingin membuat bayi rewel, lemas, sesak napas dan pucat, kondisi ini kemungkinan terjadi karena penyakit atau kondisi medis tertentu. Moms, harus segera membawa si kecil ke dokter agar segera diberikan penanganan yang tepat. Melansir dari Alodokter, Senin (21/9/2020) Berikut berbagai kemungkinan penyebab keringat dingin pada bayi yang harus diwaspadai.

1. Syok

Syok merupakan kondisi ketika tekanan darah menurun sangat drastis, sehingga fungsi organ tubuh terganggu karena tak menerima cukup oksigen atau darah. Pada bayi, syok bisa disebabkan oleh dehidrasi atau infeksi berat. Jika tak segera ditangani, kondisi ini dapat merusak organ tubuh dan mengancam nyawa.

2. Sepsis

Sepsis adalah infeksi bakteri atau virus di dalam darah. Kondisi ini bisa membuat darah menggumpal dan membuat aliran darah di dalam tubuh tak lancar, sehingga organ dan jaringan tubuh kesulitan mendapatkan darah dan oksigen. Bayi yang mengalami sepsis bisa mengalami keringat dingin dan disertai gejala lain, seperti kejang, demam, lemas, tak mau menyusu, sesak napas, dan pucat.

3. Hipoglikemia

Gula darah merupakan sumber energi utama bagi tubuh. Ketika kadar gula darah menurun, tubuh akan kekurangan energi dan tak dapat berfungsi dengan baik. Kondisi inilah yang disebut sebagai hipoglikemia. Pada bayi, hipoglikemia bisa disebabkan oleh kelahiran prematur, infeksi berat, berat badan lahir rendah, terlahir dari ibu yang menderita diabetes, kedinginan dan kelainan kongenital (cacat bawaan lahir), misalnya penyakit jantung bawaan.

4. Kekurangan oksigen

Keringat dingin dapat muncul sebagai respons tubuh ketika otak kekurangan oksigen. Kekurangan oksigen atau hipoksia pada bayi bisa disebabkan oleh penyakit atau kondisi medis tertentu, misalnya sesak napas, infeksi berat, anemia, dan cedera kepala saat lahir.

5. Penyakit jantung bawaan

Kelainan jantung atau cacat jantung bawaan pada bayi dapat membuat aliran darah dalam tubuhnya bermasalah, sehingga suplai oksigen ke organ dan jaringan tubuh berkurang. Bayi yang menderita penyakit jantung bawaan bisa mengalami keringat dingin ketika ia sedang diberi makan atau saat menangis. Kelainan jantung bawaan juga bisa membuat kulit bayi tampak pucat dan kebiruan.

6. Kepanasan

Bedong atau selimut yang terlalu mengekang tubuh bayi bisa membuatnya kepanasan. Hal ini juga bisa meningkatkan risiko terjadinya kematian bayi mendadak. Agar bayi tak banyak berkeringat, aturlah suhu kamar tidurnya sekitar 20–22o Celcius dan pastikan bayi mengenakan pakaian yang nyaman dan dapat menyerap keringat. Pastikan juga bayi mendapat cukup cairan atau ASI untuk mencegahnya dari dehidrasi.

Share Artikel:

Oleh: Kintan Nabila

Artikel Pilihan