Menu

Menganggu Pendengaran hingga Hidup 9 Jam di Kulit, Ini Sederet Temuan Baru Mengenai Virus Corona

20 Oktober 2020 10:30 WIB

Ilustrasi virus corona. (pinterest/freepik)

HerStory, Jakarta —

Virus corona merupakan penyakit yang baru menginfeksi manusia. Oleh sebab itu, pandemi ini sulit untuk diatasi karena belum begitu dikenal oleh para ahli kesehatan.

Sudah berlangsung hampir setahun, pandemi virus corona masih terus menginfeksi manusia. Di samping itu, penelitian terus dilakukan guna mengamati perkembangan mengenai virus corona. Nah, bicara soal penelitian berikut ini beberapa temuan baru mengenai virus corona:

1. Virus Corona Menggangu Pendengaran

Gangguan pendengaran pertama kali dialami oleh seorang pasien COVID-19 berusia 45 tahun. Pasien mengala tinitus sisi kiri dan gangguan pendengaran secara mendadak. Kemungkinan besar gangguan pendengaran juga efek langsung dari infeksi COVID-19.

Sebuah tim di Manchester, Inggris, melakukan survei kepada pasien Covid-19. Dari 138 pasien dalam penelitian yang dipublikasikan di International Journal of Audiology, 13% mengalami gangguan pendengaran.

Baca Juga: Waspada! Gangguan Pendengaran Bisa Jadi Gejala Infeksi Virus Corona Terbaru

2. Virus Corona Sebabkan Mata Infeksi hingga Katarak

Sebuah studi baru dari Rumah Sakit Umum Central Theater Command Wuhan, di China, mengatakan bahwa ada bukti ilmiah yang kuat tentang virus corona yang memengaruhi mata. Hal ini pertama kali dilaporkan oleh seorang pasien di China yang mengembangkan serangan glaukoma akut setelah pulih dari COVID-19.

Setelah seminggu dinyatakan sembuh, pasien wanita berusia 64 tahun itu mengalami nyeri dan kehilangan penglihatan di bagian matanya. Setelah diperiksa ia didiagnosis dengan glaukoma akut dan katarak.

Baca Juga: Penelitian: Virus Corona Sebabkan Mata Infeksi hingga Picu Katarak Akut

3. Golongan Darah O Lebih 'Kebal' Infeksi Corona

Sebuah penelitian yang dipublikasi  dalam American Society of Hematology mengungkapkan dari 7.422 pasien sebanyak 44,4% pasien positif merupakan orang dengan golongan darah A, sedangkan untuk golongan darah O hanya 38,4% dari total pasien.

"Golongan darah O secara signifikan dikaitkan dengan penurunan kerentanan terhadap infeksi SARS-CoV-2," jelas studi tersebut.

Hasil tersebut diartikan bahwa, pemilik golongan darah O tampaknya lebih kecil kemungkinannya terinfeksi virus corona penyebab Covid-19. Namun, pemilik golongan darah O juga bisa saja terinfeksi.

"Studi ini menyarankan, jika Anda memiliki tipe O, Anda memiliki risiko yang sedikit lebih rendah. Tetapi penurunan ini kecil," tutur dokter Roy Silverstein, Ketua Kedokteran di Medical College of Wisconsin.

Baca Juga: Wow! Ternyata Golongan Darah Ini Lebih Kebal dari Paparan Virus Corona

4. Lebih Menular Lewat Udara daripada Benda

Penelitian dunia menegaskan bahwa transmisi pernapasan adalah metode penularan utama. Artinya bersin, batuk, atau dihirup oleh seseorang yang mengidap virus dapat dengan mudah terinfeksi COVID-19. Bahkan ketika para peneliti mengira virus menyebar dari kontak permukaan atau benda, ternyata penularan pernapasan juga bisa terjadi.

Leann Poston, MD mengatakan bahwa meskipun virus bisa menular lewat permukaan benda, virus corona lebih mudah menular melalui udara yang terkontaminasi pasien COVID-19 saat bersin ataupun batuk.

Baca Juga: Ilmuwan: Bukan Melalui Benda, Virus Corona Lebih Mudah Menular Lewat Udara

5. Mutasi 'diam' Virus Corona

Pandemi virus corona sangat sulit dikendalikan. Para ilmuwan pun mengatakan bahwa ini disebabkan karena virus COVID-19 dapat melakukan mutasi 'diam'.

Para ilmuwan di Duke University telah mengidentifikasi sejumlah mutasi 'diam' pada sekitar 30.000 huruf kode genetik virus yang membantu virus tersebut untuk berkembang dan menciptakan pandemi global. Mutasi ini membuat jumlah molekul RNA di dalam sel manusia menjadi berlipat ganda.

Virus yang bermutasi 'diam' telah berkontribusi pada kemampuan virus untuk menyebar bahkan sebelum orang menyadari dirinya terinfeksi covid-19. Para ilmuwan pun yakin bahwa hal inilah yang membuat pandemi covid-19 ini jauh lebih sulit dikendalikan daripada wabah virus corona SARS tahun 2003.

Baca Juga: Penelitian: Mutasi 'Diam' Jadi Penyebab Pandemi COVID-19 Sulit Dikendalikan, Apa Maksudnya?

6. Virus Corona Dapat Bertahan Hidup hingga 28 hari pada Permukaan Uang Kertas dan Layar Handphone

Penelitian menunjukkan bahwa virus corona bisa bertahan selama 28 hari di beberapa barang yang sering ditemukan sehari-hari, seperti uang kertas dan layar handphone. Penelitian ini dilakukan oleh Badan Sains Nasional Australia

7. Virus Corona Dapat Bertahan Hidup hingga 9 jam di Kulit

Pentingnya cuci tangan telah dibuktikan dari penelitian yang dilakukan oleh ilmuwan dari Jepang. Pasalnya penelitian ini mengungkapkan bahwa virus corona bisa bertahan hidup di kulit hingga 9 jam.

Bukan waktu yang sebentar, oleh sebab itu para ilmuwan mengimbau masyarakat untuk rajin cuci tangan dengan air mengalir serta sabun atau bisa menggunakan hand sanitizer.

Share Artikel:

Oleh: Nada Saffana