Menu

Vagina Iritasi Akibat Pakai Pembalut? Simak Tips Ini Untuk Mengatasinya

15 Maret 2022 15:05 WIB

Kesehatan vagina. (pinterest/freepik)

HerStory, Tangerang —

Beauty pasti pernah ngalamin iritasi kulit di area selangkangan atau organ intim selama pemakaian pembalut saat mentruasi. Bila kamu gak segera menangani dengan cepat, kulit iritasi akibat pembalut dapat meningkatkan risiko terjadinya infeksi pada vagina lho.

Penyebab vulva dermatitis

Dilansir dari hellosehat.com, iritasi pada kulit vagina disebut sebagai vulva dermatitis. Vulbva merupakan bagian terluar vagina yang bisa kamu lihat dengan mata telantang, biasanya tertutupi oleh bulu kemaluan.

Iritasi ini terjadi disebabkan oleh gesekan yang terus-menerus antara bagian pembalut dan kulit kamu saat berjalan atau berlari, sehingga semakin lama lapisan kuit jadi rusak. Akibatnya kulit sekitar vagina jadi sensitif dan meradang. Terlebih juga kulit vagina lebih tipis dan lebih rentan.

Gejala awal kulit iritasi akibat pembalut ditandai dengan kulit yang terasa nyeri, gatal, panas seperti terbakar, dan memerah. Dibagian kulit selangkangan juga bisa mengelupas.

Tips atasi kulit iritasi akibat pembalut

Dilansir dari hellosehat.com, salep atau krim kortikosteroid bisa kamu gunakan satu kali sehari untuk mengobati kulit vagina yang mengalami peradangan. Dapat juga di lanjutkan pemakain krim tersebut selama 7-10 hari hingga iritasi membaik. 

Selain dalam bentuk oles, kortikosteroid juga dapat tersedua dalam versi oral (obat minum). Agar kamu lebih yakin mana yang coock untuk mengobati kondisi kamu, sebaiknya konsultasikan dulu ke  dokter.

Jika kamu merasakan nyeri atau panas bahkan ketidaknyamanan akibat iritasi. Kamu bisa menempelkan kompres dingin di area selangkangan. Namun, kamu jangan langsung menempelkan ke bagian kulit tapi lapisi dulu dengan kain atau handur bersih, dan kompreslah pada kulit iritasi selama 10-15 menit dan jika perlu ulangi selama beberapa kali dalam sehari.

Jangan lupa juga untuk menghindari beberapa faktor-faktor risiko yang bisa memicu iritasi makin parah, seperti bahan kimia sabun, cairan pembersih vagina, klorin dalam air kolam renang, pelumas vagina, alergi kondom latesk, hingga penggunaan pakaian dalam yang kotor.