Menu

Sudah Menikah Lama Masih Belum Hamil? Waspadai Infertilitas Moms, Begini Penjelasan Dokter Ahli!

23 Maret 2022 09:48 WIB

dr. Yassin Bintang, Sp.OG-KFER, M.Sc dari RS Pondok Indah Jakarta. (Riana/HerStory)

HerStory, Bogor —

Moms, apakah kamu termasuk salah satu ‘pejuang garis dua’? Ya, memiliki anak adalah dambaan banyak pasangan suami istri (pasutri). Namun sayangnya, tak semua pasangan berkesempatan untuk cepat memiliki anak setelah menikah. Ada yang memang sengaja menunda, tapi ada juga yang sudah berusaha namun belum diberikan keturunan.

dr. Yassin Bintang, Sp.OG-KFER, M.Sc dari RS Pondok Indah Jakarta, menuturkan bahwa infertilitas atau gangguan kesuburuan bisa terjadi pada setiap pasangan suami istri (pasutri).

Definisi infertilitas sendiri, kata dr. Yassin, dalah ketidakmampuan satu pasangan untuk mendapatkan kehamilan setelah melakukan hubungan seksual teratur dan tepat selama 1 tahun tanpa kontrasepsi. Dan menurutnya, permasalahan sulit hamil ini dapat timbul baik dari suami, dari istri, ataupun dari keduanya.

“Jadi, memang ada sekitar 10 sampai 15% itu unexplain infertility atau infertilitas yang tidak dapat dijelaskan penyebabnya. Jadi sudah dilakukan pemeriksaan, dari pemeriksaan suami dan istri sehat, tapi kok masih sulit hamil juga. Nah itu kita sebut sebagai unexplain infertility. Jadi,jika sudah menikah satu tahun atau lebih dan belum juga memiliki anak, tidak ada salahnya pasangan suami isti itu memeriksakan diri ke dokter,” kata dr. Yassin, saat sesi Orami Parenting Classroom "Waspada Penyebab Sulit Hamil pada Pasutri!", sebagaimana dipantau HerStory, Selasa (23/3/2022) malam.

dr. Yassin mengatakan bahwa berbagai penelitian membuktikan 85 persen pasangan akan mengalami kehamilan pada satu tahun pernikahan. Kemungkinan hamil juga akan meningkat setelah tahun kedua, menjadi 92 persen.

“Jadi, bagi pasangan yang katakanlah tidak memiliki masalahan tertentu yang baru menikah, haidnya teratur gitu ya, memang kita berharap 85% itu mereka akan hamil pada tahun pertama pernikahannya. Setidaknya 50% itu akan hamil pada tiga bulan pertama. Jadi kalau ada 100 pasangan nikah nih bulan Maret ini, nanti bulan April nya ada 50 yang akan hamil secara alami. Kalau d tunggu sampai tahun depan ada 85. Nah 15 inilah yang menjadi perhatian, berarti itu pasangan mengalami gangguan kesuburan,” tuturnya.

Lebih lanjut, dr. Yassin pun menyarankan pasutri menjalani pemeriksaan lengkap dan menyeluruh. Karena saat semua hasilnya normal saja, tetap saja bisa ada masalah. Karena menurutnya, teknologi yang ada saat ini mungkin belum mampu melihat penyebab yang tidak dapat dijelaskan itu, tetapi 20-30 tahun ke depan boleh jadi sudah lebih canggih.

“Makanya sangat penting bagi pasangan suami istri untuk melakukan pemeriksaan secara lengkap dan menyeluruh, karena yang diperiksa udah lengkap aja normal semua itu masih mungkin mengalami gangguan kesuburan, ada masalah di sana. Yang mungkin nih teknologi yang sekarang ini mungkin gak bisamencari tahu penyebabnya. Tak mungkin 10-20 tahun lagi bisa ketahuan,” paparnya.

Kemudian, dr. Yassin pun menekankan bahwa para pasutri untuk memahami kapan mereka dikatakan sulit hamil atau mengalami gangguan kesuburan atau infertilitas. Misalnya, pasutri telah berusaha melakukan hubungan seksual teratur dua hingga empat kali per pekan, tidak mengunakan kontrasepsi apa pun. Kemudian saat menunggu setahun belum juga hamil, maka kemungkinan mengalami gangguan infertilitas. 

“Jadi gangguan kesuburan itu adalah suatu kondisi adanya ketidakmampuan suami istri untuk mendapatkan kehamilan setelah berusaha melakukan hubungan seksual secara teratur, seberapa teratur? Biasanya antara dua tiga empat kali per minggu. Dan tidak menggunakan metode kontrasepsi apapun. Dan kalau udah dilakukan selama setahun tapi belum hamil juga maka kita bisa menyebut pasangan suami-istri tersebut dikatakan mengalami gangguan kesuburan atau orang awam bilangnya sulit hamil,” terangnya.

Namun, dr. Yassin mengatakan bahwa pasutri jangan terlalu khawatir jika setahun belum hamil. Itu belum cukup dibilang sulit hamil atau ada gangguan kesuburan, kecuali ada kondisi tertentu yang perlu ditangani lebih cepat. Biasanya jika tidak ada masalah, kehamilan alami dapat terjadi dalam setahun sampai dua tahun pernikahan setelah diupayakan.

“Jadi jangan khawatir, sampai setahun itu belum cukup dibilang sulit (hamil), kecuali ada beberapa kondisi tertentu yang pelru ditangani lebih cepat. Biasanya, kalau misalnya pada pasangan suami istri itu tidak ada masalah kesehatan tertentu boleh menunggu sampai setahun, tapi ada kasus-kasus tertentu atau kondisi tertentu dimana pada pasangan suami istri diharapkan datang lebih cepat, tidak perlu menunggu setahun. Pertama, jika pada kondisi si istrinya usianya 35 tahun ke atas ya. itu diharapkan lebih cepat datang, mungkin 3-6 bulan (menikah) datang aja ke dokternya,” kata dr. Yassin.

Kedua, jika si istrinya memiliki gangguan haid. Jadi, sebelum pasutri itu menikah, kata dr. Yassin, harusnya hal tersebut sudah disadari seperti mengalami haid yang gak teratur, haid yang jarang, sering pendarahan, dll.

“Ketiga, jika kondisi istrinya mengalami ada kista coklat, kista endometrosis. Nah saat menikah, jangan tunggu lama-lama. Atau pada kondisi dimana suaminya mengalami gangguan sperma, ini juga banyak sekarang sebelum pernikahan sudah melakukan medical check up termasuk pemeriksaan sperma, itu bisa segera berkonsultasi dengan dokter,” saran dr. Yassin.

“Atau pada pernikahan yang sudah sekian tahun mau punya anak kedua, ketiga, dan seterusnya, tapi mengalami kesulitan. Itu juga jangan ditunggu lama-lama. Kondisi itu perlu segera ditangani. Nah jadi kira-kira perlu dipahami bahwa penyebab sulit hamil itu nggak cuman dari istri, justru kita harus pikirkan dulu suaminya ada masalah atau gak, jadi kita harus cek dua-duanya dan tentu saja nanti penanganannya akan disesuaikan dengan temuan hasil pemeriksaan kita,” pungkas dr. Yassin.